Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Terra LUNA Anjlok dan Market Kripto Merah, Bagaimana Agar Trading Tetap Aman?
14 Mei 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pasar aset kripto sedang gempar. Anjloknya Terra LUNA cukup membuat geger, hingga adanya isu bunuh diri investor karena mengalami kerugian cukup dalam.
ADVERTISEMENT
Merahnya pasar kripto tidak bisa terlepas dari kondisi ekonomi global saat ini. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi memberikan sentimen negatif.
Tiga indeks utama pasar saham Amerika yang menjadi acuan global, S&P 500, DJIA, dan Nasdaq turun masing-masing 16 persen, 11 persen, dan 24 persen.
Saat bersamaan, pasar aset kripto, terutama Bitcoin, merosot hingga 13 persen. Ini menyebabkan pasar aset kripto kehilangan separuh nilainya setelah all time high dari November 2021.
Head of Growth Zipmex Indonesia, Siska Lestari, menilai kondisi pasar yang terkoreksi bersifat sementara, serta bukan fenomena yang baru terjadi untuk pertama kali.
"Ketika sentimen pulih, nilai pasar pun akan kembali menguat. Selain itu, sebagai investor, kita juga harus terus belajar dan memperhatikan apa yang terjadi di pasar serta memikirkan strategi dengan kepala dingin," kata Siska dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Siska, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh investor di tengah kondisi pasar aset kripto yang terkoreksi. Pertama, seimbangkan lagi proporsi aset pada portofolio investasi.
Investor, kata dia, sebaiknya meninjau ulang aset kripto yang tidak memiliki value jangka panjang serta mempelajari kembali kekuatan fundamental aset kripto dalam portofolio investasi.
Informasi mengenai fundamental sebuah aset kripto dapat dipelajari melalui whitepaper yang dipublikasikan, kredibilitas tim pembangun, sejarah harga jual-beli, serta kapitalisasi pasar aset kripto tersebut.
Kedua, luangkan waktu lebih banyak untuk melakukan due diligence yang lebih mendalam pada proyek NFT dan aset kripto lainnya. Siska menilai kondisi pasar yang fluktuatif merupakan waktu yang tepat menilai kekuatan fundamental proyek-proyek NFT ataupun proyek berbasis aset kripto lainnya beserta profesionalitas tim di baliknya.
ADVERTISEMENT
"Proyek-proyek dengan fundamental yang kuat akan memiliki ketahanan yang lebih solid terhadap sentimen negatif serta tim yang tetap hadir untuk menjawab pertanyaan investornya," katanya.
Selain itu, pelajari kondisi pasar terkini dari sumber tepercaya. Sebab, kebanyakan aset kripto memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Maka penting memilih aset kripto yang tepat sesuai profil risiko yang dimiliki dan senantiasa memperhatikan perkembangan dinamika pasar.
Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan, menilai kondisi pasar kripto yang merah tidak selamanya buruk. Sehingga investor aset kripto tak perlu terlalu khawatir saat terjadi market bearish.
Penurunan harga kripto, kata Oscar, pada dasarnya terjadi karena aksi jual lebih banyak daripada aksi beli. Sehingga penawaran di pasar lebih banyak daripada permintaannya. Namun, aksi jual besar-besaran tentu terjadi akibat sentimen negatif belakangan ini.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, tidak heran jika para “whales” (sebutan untuk investor yang berinvestasi di kripto dalam jumlah besar sehingga dampak nya bisa terasa di pasar) memilih untuk menjual aset kripto nya dan keluar terlebih dahulu," kata Oscar dalam keterangan tertulis.
Saat pasar kripto menurun cukup signifikan, investor cenderung menunggu sehingga pergerakan dari pasar kripto sendiri cenderung lambat untuk bullish kembali.
Oscar membeberkan beberapa tips trading ketika market sedang bearish. Menurut dia, dalam trading kripto atau apa pun, money management adalah hal yang sangat penting baik ketika kondisi market sedang bearish ataupun bullish.
Sebab, jika tak memiliki money management yang baik, ketika market sedang hijau sekalipun tidak akan menuai profit. Manajemen tersebut diperlukan sehingga investor memahami paham kapan waktu kembali masuk ke pasar sesuai dengan budget dan rencana investasi yang sudah dibuat.
Kemudian untuk tips yang kedua, investor juga bisa memanfaatkan kondisi ini dengan membeli kripto karena harganya yang sedang terdiskon. Istilah ini kerap disebut sebagai buy the dip.
ADVERTISEMENT
"Kondisi buy the dip ini biasa dilakukan oleh beberapa institusi investor seperti Microstrategy Inc ataupun negara El Salvador yang sudah beberapa kali membeli bitcoin untuk cadangan devisa negaranya ketika harganya sedang terdiskon. Setelah investor membeli kripto tersebut, investor bisa menyimpan, dan menjualnya saat harganya naik nanti,” jelas Oscar.
Menurut Oscar, seringkali saat penurunan market seperti ini, ada saat di mana harga Bitcoin dan lain-lain tiba-tiba meningkat drastis dan justru tidak lagi turun.
“Artinya, penurunan seperti ini masih belum terlalu mengkhawatirkan. Para analis masih menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan besar Bitcoin dan kripto lain naik secara tiba-tiba dan drastis. Indodax sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Jika dilihat secara historis pun pattern bearish seperti ini tetap akan terjadi dan kemungkinan besar akan diikuti dengan All Time High kembali nanti," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan trik buy the dip, investor bisa meningkatkan portofolio kriptonya. Namun meskipun investor ingin melakukan teknik buy the dip, Oscar menyarankan agar tetap berhati-hati dan menggunakan uang dingin. Memilih aset kripto yang berfundamental bagus dan memiliki kapitalisasi besar dan berpatokan terhadap trading plan yang sudah dibuat, adalah hal yang harus diperhatikan.
Terakhir, investor dapat melihat aset kripto lain yang tidak terpengaruh dengan turunnya harga Bitcoin. Misalnya short token, yang mana sistemnya kebalikan dari suatu aset kripto. Jika kriptonya turun, maka kripto short token akan naik dan begitu pula sebaliknya.