Tertekan Ekonomi Global, ICP November 2024 Jadi USD 71,83 per Barel

17 Desember 2024 11:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) kembali mengalami penurunan pada November 2024 menyentuh level USD71,83 per barel, turun sebesar USD 1,70 dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya, menjelaskan penurunan harga minyak dunia yang menjadi faktor utama di balik penurunan ini turut memicu kekhawatiran akan potensi dampaknya terhadap perekonomian nasional.
"Perlambatan ekonomi global, khususnya di kawasan Eropa dan Tiongkok, telah menciptakan efek domino yang cukup kompleks. Penurunan permintaan minyak dunia adalah salah satu dampaknya. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pendapatan negara, tetapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan di pasar energi global," jelasnya, dikutip Selasa (17/12).
Penetapan ICP November 2024 sebesar USD 71,83 per barel tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 373.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan November 2024 tanggal 10 Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Chrisnawan, harga rata-rata minyak mentah selama November 2024 dibandingkan dengan Oktober 2024, menunjukkan penurunan. Berbagai faktor berkontribusi terhadap penurunan harga minyak mentah yang signifikan di pasar internasional.
Pertama, penurunan ketegangan di Timur Tengah akibat perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, efektif untuk jangka waktu 60 hari mulai 26 November 2024.
"Perkembangan ini mengurangi kekhawatiran pasar mengenai potensi gangguan pasokan minyak yang berasal dari kawasan Timur Tengah, yang diakui sebagai daerah penghasil minyak terkemuka secara global," ujarnya.
Selain itu, pasar minyak mentah dunia saat ini juga dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi. Meskipun produksi minyak OPEC+ mengalami peningkatan, namun penurunan permintaan global dan penguatan Dolar AS terus menekan harga minyak.
ADVERTISEMENT
Data dari publikasi OPEC November 2024 menunjukkan produksi minyak mentah OPEC+ pada bulan Oktober mencapai 40,34 juta barel per hari, naik 0,21 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024 direvisi turun sebesar 107 ribu barel per hari.
"Kemenangan Trump dalam Pemilu AS mengurangi permintaan minyak mentah di pasar internasional, karena peningkatan nilai Dolar AS membuat semua komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang Dolar AS menjadi lebih mahal," tambah Chrisnawan.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan pengolahan minyak di China sebesar 4,6 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu akibat penutupan sejumlah kilang dan penurunan operasional di kilang kecil independen.
ADVERTISEMENT

Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2024:

o Dated Brent turun dari USD 75,66/bbl menjadi USD 74,47/bbl.
o WTI (Nymex) turun dari USD 71,56/bbl menjadi USD 69,54/bbl.
o Brent (ICE) turun dari USD 75,38/bbl menjadi USD 73,40/bbl.
o Basket OPEC turun dari USD 74,45/bbl menjadi USD 73,00/bbl.
o Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun dari USD 73,53/bbl menjadi USD 71,83/bbl.