Tertinggi dalam Sejarah, Harga Batu Bara Acuan Tembus USD 215 per Ton

9 November 2021 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode November 2021 mengalami lonjakan sebesar 33 persen atau USD 53,38 per ton ke level USD 215,01 per ton dibandingkan bulan lalu USD 161,63. HBA ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah batu bara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan kenaikan ini dipengaruhi oleh datangnya musim dingin dan krisis batu bara yang dialami China sehingga berimbas pada harga batu bara global.
"Harga ini merupakan level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. Permintaan dari China terus meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batu bara di provinsi produsen batu bara," kata Agung dalam keterangannya, Selasa (8/11).
Faktor komoditas lain, ungkap Agung, seperti kenaikan harga gas alam juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batu bara global. Menurut dia, siklus ini masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pascapandemi.
ADVERTISEMENT
HBA sendiri terus mengalami reli yang luar biasa sepanjang tahun 2021. Dibuka pada level USD 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada Februari USD 87,79 per ton, sempat turun di Maret USD 84,47 per ton.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama, Agung Pribadi di Konferensi Pers terkait Peta Kawasan Bencana Geologi dan Gempa Bumi di Sulawesi Tengah. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selanjutnya, terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021. Secara rinci, April HBA di angka USD 86,68, Mei USD 89,74, Juni USD 100,33, Juli USD 115,35, Agustus USD 130,99, September USD 150,03, dan Oktober USD 161,63.
Sebagai informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh season atau cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan air.
Nantinya, HBA bulan November ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama satu bulan ke depan.