Terus Menguat di 2019, Rupiah Masuk Jajaran Mata Uang Terbaik di Asia

3 Januari 2020 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Rupiah menunjukkan taringnya selama tahun lalu. Bank Indonesia melaporkan nilai tukar rupiah menguat 2,68 persen sepanjang 2019.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, rupiah berhasil ditutup di bawah Rp 13.900 per dolar AS di penghujung 2019. Menurut dia, hal tersebut didorong berbagai faktor domestik maupun global yang stabil.
"Sepanjang 2019 rupiah mengalami apresiasi cukup besar, kurang lebih 2,68 persen. Bahkan di bawah Rp 13.900, tepatnya Rp 13.880 per dolar AS, ditutup apresiasi," ujar Perry usai Jumatan di Masjid Baitul Ihsan BI, Jakarta, Jumat (3/1).
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Menurut Perry, nilai tukar rupiah yang terapresiasi tersebut merupakan salah satu yang terbaik di Asia. Meskipun masih di bawah Thailand yang menguat lebih dari 5 persen terhadap dolar AS.
"Ini merupakan nilai tukar terbaik kalau di Asia, di bawah Thailand, tapi hampir sama dengan Filipina," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga dinilai karena meningkatnya kepercayaan investor pada perekonomian Indonesia.
Sepanjang 2019, total dana asing yang masuk atau capital inflow mencapai Rp 224,2 triliun. Dana asing ini menambah suplai dolar AS sehingga rupiah bisa stabil, bahkan menguat.
"Alhamdulilah kita akhiri 2019 dengan aliran modal asing cukup besar, totalnya Rp 224,2 triliun. Terdiri dari Rp 168,6 triliun obligasi pemerintah atau SBN (Surat Berharga Negara), Rp 50 triliun ke saham, Rp 3 triliun ke obligasi korporasi, dan Rp 2,6 triliun ke SBI (Sertifikat Bank Indonesia)," tambahnya.