Terus Tumbuh, Ekspor Makanan Halal RI Capai Rp 483 Triliun di 2020

22 September 2021 19:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berada di atas peti kemas saat bongkar muat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Rabu (30/6/2021). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak hanya menjadi pasar yang besar, Indonesia merupakan bagian dari rantai produksi makanan halal global. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan ekspor makanan halal Indonesi ke pasar dunia, yang pada 2020 nilainya mencapai Rp 483 triliun.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, saat membuka Indonesia Sharia Summit 2021 yang berlangsung secara online, Rabu (22/9). Menurutnya, rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) di sektor pertanian dan makanan tetap tumbuh positif hingga berada di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Dengan kondisi itu, Indonesia berpeluang menjadi negara terbesar untuk sektor ekonomi dan keuangan syariah. Kita memiliki potensi yang besar," ujar Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadiri Webinar Nasional 'Ancaman Narkoba di Tengah Pandemi' secara daring. Foto: Dok. Setwapres RI
Ma'ruf Amin menjelaskan nilai ekspor produk makanan halal Indonesia di 2019 sebesar 15 persen dari nilai ekspor makanan halal global. Angka tersebut setara dengan USD 30 miliar dari total ekspor global sebesar 200 miliar dolar AS.
Di 2020, Wapres menyebutkan, nilai ekspor bahan makanan halal Indonesia juga tumbuh 17 persen atau setara dengan USD 34 miliar atau setara Rp 483 triliun, dibandingkan nilai ekspor global sebesar USD 200 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara di dalam negeri, nilai ekonomi produk halal juga diperkuat oleh peningkatan konsumsi belanja masyarakat secara daring di tengah kondisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi COVID-19.
"Bank Indonesia menyampaikan bahwa pertumbuhan ini diperkuat oleh peningkatan konsumsi belanja masyarakat secara daring pada produk-produk halal, yang didominasi produk fashion muslim dan kosmetik halal," tutup Ma'ruf Amin.