Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Pekan Ini, Wall Street Ditutup Bervariasi
15 Maret 2022 6:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (14/3). Indeks Nasdaq bahkan mengalami penurunan lebih dari 2 persen karena investor menjual saham-saham sektor teknologi dan sektor dengan kapitalisasi besar lainnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Selasa (15/3), Dow Jones Industrial Average naik 1,05 poin menjadi 32.945,24, S&P 500 kehilangan 31,2 poin atau 0,74 persen menjadi 4.173,11 dan Nasdaq Composite turun 262,59 poin atau 2,04 persen menjadi 12.581,22.
Sementara itu konflik Ukraina-Rusia juga menyebabkan investor lebih bersikap hati-hati. Delegasi Rusia dan Ukraina dikabarkan telah mengadakan pembicaraan putaran keempat pada hari Senin, tetapi tidak ada progres kesepakatan yang diumumkan.
Saham Apple Inc tercatat turun 2,7 persen, menghambat pergerakan S&P 500 dan Nasdaq. Saham Apple melemah setelah salah satu distributornya yaitu Hon Hai Precision Industry Co Ltd, yang dikenal sebagai Foxconn, menghentikan operasi di Shenzhen China karena meningkatnya kasus COVID-19.
Adapun Bank Sentral AS The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada Rabu mendatang. Kebijakan ini diambil sebagai upaya untuk memerangi kenaikan inflasi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, sektor teknologi dan konsumer menjadi hambatan terbesar bagi laju S&P 500. Penurunan di sektor teknologi disebabkan oleh rencana The Fed dalam menaikkan suku bunga. Seperti diketahui, suku bunga yang lebih tinggi adalah sentimen negatif bagi saham-saham di sektor teknologi.
Indeks keuangan S&P naik 1,3 persen karena imbal hasil Treasury AS melonjak ke level tertinggi dalam 2,5 tahun. Sementara itu sektor kesehatan naik 0,7 persen yang membuat saham m UnitedHealth Group juga terkerek 1 persen.
Sayangnya sektor energi turun 2,9 persen yang disebabkan harga minyak mentah Brent turun di bawah USD 110 per barel, setelah sebelumnya naik mencapai USD 139 per barel karena krisis Ukraina. Harga minyak dan komoditas lainnya melonjak menyusul sanksi keras Barat terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 14,26 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 13,7 miliar saham.
******
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI . Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!