Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
The Fed Gamang soal Perang Tarif Trump: Inflasi dan Pengangguran Makin Tinggi
5 April 2025 6:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut kebijakan Trump paling tidak akan memperburuk tingkat inflasi dan semakin memperlambat pertumbuhan pertumbuhan ekonomi.
"Kita menghadapi prospek yang sangat tidak pasti dengan risiko tinggi dari pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi," kata Powell dalam sebuah konferensi jurnalis bisnis di Arlington, Virginia, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/4).
Tak ada kepastian langkah apa yang akan ditempuh bank sentral merespons kebijakan Trump. Ini seperti mengisyaratkan keputusan sulit yang akan diambil bank sentral AS dan tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pertumpahan global di pasar saham.
Powell berbicara saat pasar ekuitas dari Tokyo, London, hingga New York terus mengalami kemerosotan yang telah menghapus sekitar 10 persen indeks saham utama AS sejak Trump mengumumkan serangkaian tarif baru pada mitra dagang di seluruh dunia pada hari Rabu.
ADVERTISEMENT
Para investor menantikan pidato Powell untuk mendapatkan kepastian bahwa mungkin Fed siap mengambil tindakan dukungan seperti yang telah dilakukannya pada saat-saat tekanan pasar ekstrem sebelumnya, dan Trump sendiri menggunakan platform media sosialnya mengatakan bahwa sekarang "waktu yang tepat" bagi Fed memangkas suku bunga.
Namun Powell tidak menanggapi secara langsung, sebaliknya mengakui bahwa Fed menghadapi ketidakpastian yang sama yang melanda investor dan eksekutif perusahaan. Pada saat ia mengakhiri pidatonya, indeks acuan S&P 500 kembali mendekati level terendah dan menghadapi kerugian besar untuk hari kedua berturut-turut.
"Komentar Powell mendukung pandangan kami bahwa Fed tidak siap untuk segera bertindak dan memangkas suku bunga, meskipun Presiden Trump telah menyerukan hal itu sebelum komentar Ketua Powell," kata Kepala Ekonom Nationwide Kathy Bostjancic.
"Karena itu, kami tetap berpandangan bahwa Fed akan menunggu hingga (kuartal keempat) untuk memangkas suku bunga karena percepatan inflasi dalam beberapa bulan mendatang membuat mereka ragu untuk menurunkan suku bunga guna mendukung ekonomi yang melambat," kata dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Adapun Powell mengatakan Fed punya waktu menunggu lebih banyak data guna memutuskan bagaimana kebijakan moneter harus merespons, tetapi fokus bank sentral akan memastikan bahwa ekspektasi inflasi tetap terkendali, terutama jika pajak impor Trump memicu lonjakan tekanan harga yang lebih persisten.
"Meskipun tarif sangat mungkin menghasilkan kenaikan inflasi, setidaknya sementara, ada kemungkinan juga dampaknya bisa lebih persisten," kata Powell.
"Kewajiban kita adalah menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap terkendali dan memastikan bahwa kenaikan harga satu kali tidak menjadi masalah inflasi yang berkelanjutan," katanya.
Powell mengatakan bahwa bukan tugas Fed mengomentari kebijakan Trump, melainkan untuk bereaksi terhadap dampak kebijakan tersebut terhadap perekonomian yang beberapa minggu lalu ia dan koleganya pandang berada pada "titik optimal" inflasi yang menurun dan pengangguran yang rendah.
ADVERTISEMENT
"Yang kami pelajari adalah bahwa tarifnya lebih tinggi dari yang diantisipasi, lebih tinggi dari yang diprediksi oleh hampir semua peramal."
"hal yang sama kemungkinan besar akan terjadi pada dampak ekonomi, yang akan mencakup inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat."