Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
The Fed Pertahankan Suku Bunga, Masih Antisipasi Dampak Tarif Trump
8 Mei 2025 5:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dengan suara bulat pada kisaran 4,25 persen sampai 4,50 persen pada pertemuan Rabu (7/5). Bank sentral Amerika Serikat (AS) itu menyoroti risiko peningkatan inflasi dan semakin maraknya pengangguran.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, langkah mempertahankan suku bunga acuan ini, mencerminkan para pejabat bank sentral AS mengantisipasi dampak kebijakan tarif pemerintahan Presiden Donald Trump, khususnya soal tarif impor.
Ekonomi AS secara keseluruhan disebutkan masih terus berkembang dengan kecepatan yang solid. Meski ada penurunan produksi kuartal I, dengan rekor impor sebelum pemberlakuan tarif bea masuk teranyar.
"Ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah meningkat lebih lanjut. Komite memperhatikan risiko pada kedua belah pihak dalam mandat gandanya dan menilai bahwa risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat,” tulis pernyataan pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) di akhir pertemuan dua hari tersebut.
Ketua Fed Jerome Powell juga mengakui adanya peningkatan ketidakpastian dalam kondisi ekonomi AS imbas kebijakan perdagangan. Meskipun dia tetap menilai ekonomi masih dalam keadaan solid.
ADVERTISEMENT
“Kami percaya bahwa sikap kebijakan moneter saat ini membuat kami berada dalam posisi yang baik untuk merespons secara tepat waktu terhadap perkembangan ekonomi potensial,” kata Powell usai pertemuan dengan FOMC.
Dia menegaskan, The Fed perlu berhati-hati dalam memutuskan tingkat suku bunga, melihat kondisi perekonomian saat ini. "Saya kira kita tidak dapat mengatakan ke arah mana ini akan terjadi. Saya kira ada banyak ketidakpastian tentang, misalnya, di mana kebijakan tarif akan berakhir,” imbuhnya.
Pasar tenaga kerja juga dianggap tetap solid dan inflasi masih agak tinggi. Harga saham AS sempat naik setelah rilis pernyataan the Fed, hingga kemudian berbalik turun, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS turun.
Arah kebijakan akan bergantung pada risiko pekerjaan dan inflasi mana yang berkembang. Meskipun ada kemungkinan the Fed untuk memilih risiko mana yang lebih penting untuk dicoba diimbangi dengan kebijakan moneter, jika pengangguran dan inflasi meningkat bersamaan.
ADVERTISEMENT
Terlebih umumnya bank sentral akan luluh dan menurunkan suku bunga jika diserang pelemahan pasar tenaga kerja dan inflasi yang lebih tinggi akan mengharuskan kebijakan moneter tetap ketat.
Suku bunga kebijakan Fed tidak berubah sejak Desember karena para pejabat masih mengantisipasi dampak tarif impor Trump yang berisiko meningkatkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat tahun ini.
Ketika para pembuat kebijakan terakhir kali memperbarui proyeksi ekonomi dan kebijakan mereka pada Maret, mereka mengantisipasi penurunan suku bunga acuan hingga setengah poin persentase pada akhir tahun ini.