The Fed Tahan Suku Bunga, Jerome Powell Beri Sinyal Rate Turun di September

1 Agustus 2024 6:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Gubernur The Fed, Jerome Powell, berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Gubernur The Fed, Jerome Powell, berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), kembali mempertahankan suku bunga acuan bulan ini di kisaran 5,25 persen-5,50 persen. Keputusan diambil usai melakukan dua hari pertemuan dengan para anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang umumkan Kamis (1/8) waktu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Gubernur The Fed, Jerome Powell, alasan ini diambil karena inflasi AS terlihat mulai menurun sesuai target tahunan di kisaran 2 persen. Karena itu, dia memberi sinyal, suku bunga AS baru akan turun paling cepat September 2024.
"Jika kita melihat inflasi yang bergerak turun, kurang lebih sesuai dengan ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi juga tetap cukup kuat dan pasar tenaga kerja tetap konsisten dengan kondisi saat ini. Karena itu, saya pikir penurunan suku bunga bisa menjadi bahan pertimbangan pada pertemuan September," katanya dikutip dari Reuters.
Powell menilai keputusannya bukan karena unsur politik seperti yang disinggung anggota DPR dari Partai Republic dalam sidang bulanan FOMC bulan Juli lalu. Saat ini, seorang anggota DPR menilai jika Powell baru memangkas suku bunga di bulan September sangat politis sebab terjadi tujuh minggu sebelum pemilihan Presiden AS.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Powell tetap pada pendiriannya. Dia menegaskan, satu-satunya alasan suku bunga ditahan bulan ini karena inflasi AS mulai turun. Jadi masih ada ruang hingga September.
Beberapa pembuat kebijakan Fed ikut mempertanyakan logika waktu pemotongan suku bunga Powell dalam pertemuan tersebut. Tapi, Powell yakin keputusan ini sudah tepat sebab ekonomi AS saat ini mulai membaik.