Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kenaikan harga tiket pesawat sejak awal tahun ini membuat sebagian masyarakat beralih ke moda transportasi lain. Otomatis ini mengurangi penumpang pesawat dan berdampak pada menurunnya jumlah premi asuransi. Karena itu, pelaku asuransi umum membidik penumpang transportasi lain.
ADVERTISEMENT
"Kalangan asuransi diminta inisiatif untuk membidik enggak hanya penumpang pesawat, tapi juga yang lain seperti kereta api karena kan publik banyak beralih ke situ karena harga tiket pesawat yang mahal," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody Dalimunthe, saat ditemui di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Kamis (23/5).
Ia mengatakan, pihaknya sudah melihat kecenderungan penurunan asuransi travel (travel insurance) yang biasa digunakan penumpang pesawat. Hanya saja, dia masih belum mencatat jumlah penurunan permintaan premi asuransi perjalanan.
"Kami melihat memang ada dampak dari tiket pesawat yang mahal terhadap permintaan asuransi perjalanan/travel insurance," katanya.
Sementara itu, Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisis TI, dan Aktuarial AAUI, Trinita Situmeang, mengatakan bahwa penurunan jumlah peserta asuransi perjalanan akan tampak di kinerja asuransi umum kuartal II hingga akhir tahun. Sebab, kebanyakan masyarakat mengambil asuransi perjalanan untuk masa kontrak satu tahun.
ADVERTISEMENT
"Ini premi penumpang pesawat bisa masuk ke premi personal accident dan liability. Di kuartal I belum berdampak. Ini akan pengaruh ke jangka panjang, karena kan biasanya itu kontrak satu tahun jadi nanti renewal baru terlihat," tambahnya.
Dengan menurunnya jumlah penumpang pesawat ini, Trinita menegaskan pasti akan mengurangi jumlah premi perjalanan asuransi umum di masa yang akan datang.