Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
TikTok Shop Ditutup, Teten Optimistis Pedagang Pasar Ramai Lagi
28 September 2023 22:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, optimistis pelaku UMKM dalam negeri termasuk pedagang pasar konvensional bisa ramai kembali setelah TikTok Shop dilarang pemerintah.
ADVERTISEMENT
Teten menegaskan, pemerintah memutuskan tidak boleh ada penggabungan sosial media dengan e-commerce karena punya potensi untuk memonopoli pasar. Hal ini yang dinilai membuat pasar konvensional akhirnya kehilangan pembeli.
"Kita optimistis (pasar ramai lagi). Pertama gini, kita atur platform-nya jangan sampai platform ini terlalu dominan. kita ingin membangun playing field bisnis yang sama," ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Kamis (28/9).
Selain mengatur platform, lanjut dia, pemerintah juga mengatur arus masuk barang impor. Teten mencontohkan aplikasi TikTok di China, Douyin, juga membatasi barang impor sehingga produk lokal menguasai pasar digital di sana.
"Pemerintah pagerin itu. Arus masuk barang ini kita masih terlalu longgar baik yang lewat ritel online lewat platform digital crossborder maupun lewat importasi biasa," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Teten menuturkan, ada dua platform digital yang memungkinkan importasi yaitu Shopee dan Lazada. Dia mengakui pemerintah tengah membereskan masalah arus masuk barang impor di sana.
"Lalu lewat importasi biasa, ini kita sedang tata jangan sampai platform global melakukan penjualan barang yang sangat murah, melakukan predatory pricing karena memang barangnya juga masuknya tidak benar," jelas dia.
Kemudian, pemerintah juga akan mengatur standar perdagangan barang impor melalui platform digital agar setara dengan kewajiban yang ditetapkan secara ketat kepada pelaku usaha dalam negeri, termasuk UMKM.
"Di online belum ada yang mengatur kalau produk gelap dari luar itu tidak disertai misal dokumentasi importasi, sementara UMKM kalau mau jualan harus urus standar dalam negeri, kalau tidak ditangkap polisi," imbuh Teten.
ADVERTISEMENT
Terakhir, dalam jangka menengah panjang pemerintah akan menyiapkan produk-produk Indonesia bisa punya daya saing dengan produk internasional. Seluruh tahapan tersebut adalah bagian dari strategi transformasi dan digitalisasi industri dalam negeri.
Teten menilai, transformasi digital jika dibiarkan liar tanpa peraturan pemerintah akan menghantam sektor UMKM. Aturan terkait pemisahan e-commerce dan media sosial ini bertujuan supaya disrupsi kepada UMKM lebih moderat.
"Kalau enggak, mati UMKM kita, 97 persen lapangan pekerjaan kita, orang Indonesia kerja di sektor mikro sama kecil. Produknya belum menggunakan teknologi produksi modern, harus dihadapkan dengan serbuan dari luar dengan produk yang sudah menggunakan AI. Mati kita!" tegasnya.
Sebelumnya, Teten mengungkapkan omzet pedagang di Pasar Tanah Abang turun lebih dari 50 persen. Bahkan, ada pedagang yang biasanya mendapatkan penghasilan Rp 5 juta sehari, kini hanya meraup Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Teten menilai hal tersebut disebabkan oleh gencarnya influencer yang mempromosikan produk di platform digital seperti TikTok.
"Memang banyaklah influencer atau public figure di kalangan artis yang punya follower banyak mempromosikan produk dari luar. Mungkin ini salah satu yang menyebabkan (omzet) pedagang di offline atau di online yang memang bukan public figure turun," kata Teten di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9).