Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Platform Social Commerce TikTok Shop resmi berhenti beroperasi di Tanah Air pada Rabu (4/10). Dari pantauan kumparan, tidak ada lagi produk yang dijual sebelum pukul 17.00 WIB di platform tersebut pada Rabu kemarin.
ADVERTISEMENT
“TikTok mengumumkan TikTok Shop Indonesia tidak tersedia mulai 4 Oktober 2023 hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tertulis pemberitahuan dari pihak TikTok Shop ke kreator, Rabu (4/10).
Sikap Tiktok ini merupakan buntut dari diterbitkannya Permendag Nomor 31 Tahun 2023 sebagai revisi dari Permendag Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
“Prioritas utama kami adalah untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia, efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB,” tulis Tiktok dalam laman resminya, Selasa (3/10).
Kendati ditutup, TikTok menegaskan para kreator masih bisa menarik sisa dana dari akun mereka meskipun Keranjang Kuning sudah dihapus. Hal ini disampaikan dalam pemberitahuan kreator dari TikTok Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Keranjang kuning TikTok Shop Indonesia akan hilang karena kami tidak lagi memfasilitasi transaksi online. Namun konten yang sudah tayang akan tetap tersedia,” tulis pihak TikTok Shop Indonesia, Rabu (4/10).
Dari kalangan pedagang pun, ada yang mendukung TikTok Shop dihentikan, namun tak sedikit juga pedagang dan afiliator yang menyayangkan. Mereka mengaku omzet sempat naik menjelang penutupan TikTok Shop.
Salah satu pemilik toko online gamis di akun Risaniqhijab, Fadilla Eka Aulyana, menyebut perbandingan omzet yang diraup di TikTok Shop dan Shopee sangat jauh. Ia berhasil mengantongi omzet dengan rata-rata Rp 300 juta sebulan.
“Omzet Rp 300 juta sebulan. Di TikTok Shop sehari bisa Rp 20 juta omzetnya, dijual sekitar 20 pieces. Kalau di Shopee Rp 2-3 juta sehari,” kata Fadilla saat dihubungi kumparan, Rabu (4/10).
ADVERTISEMENT
Fadilla mengaku pihak TikTok Shop sekadar mengimbau para pedagang untuk tidak takut mengenai isu platform tersebut bakal ditutup. Ia merasa pengumuman TikTok Shop ditutup hari ini terlalu mendadak.
Pedagang TikTok Shop lain bernama Dennies Soesanto menyebut omzet yang diraup dari penjualan TikTok Shop mencapai ratusan juta rupiah. Menjelang penutupan social e-commerce itu, omzet yang diraup naik 30 persen sejak hari Senin (2/10).
“Justru cenderung naik karena orang mikir isu itu (TikTok Shop ditutup) jadi tambah rame. Kenaikan omzet 20-30 persen sejak Senin,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan penjualan pada Tokopedia dan Shopee, Dennies membandingkan pendapatan yang diraup di TikTok Shop paling tinggi. Sebab, pedagang di TikTok Shop mengutamakan kualitas konten.
“Jauh perbedaan penjualan di TikTok sama Tokopedia dan Shopee, di TikTok bisa 300-400 persen. Shopee dan Tokopedia menurut saya, kita harus bayar iklan. Iklan-iklan ditaruh di halaman pertama kedua,” tambah Dennies.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) melihat omzet pedagang pasar tekstil tergerus 50 hingga 60 persen, khususnya pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang Jakarta.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri menyoroti pemerintah belum banyak memberikan perlindungan terhadap pedagang dan UMKM. Sebab, mereka tidak mendapatkan pendampingan dan kalah bersaing dengan pedagang di TikTok Shop.
"Barang dari Tiongkok harganya lebih murah, tidak mampu bersaing dengan produk lokal. Akses menuju Indonesia juga sangat dipermudah sehingga tidak ada perlindungan sama sekali," ujar Mansuri.