Tim Pemenangan Anies-Cak Imin Sebut Indonesia Penuh Ketimpangan

28 November 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wijayanto Samirin. Foto: Twitter/@Wija_Samirin
zoom-in-whitePerbesar
Wijayanto Samirin. Foto: Twitter/@Wija_Samirin
ADVERTISEMENT
Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Capres Cawapres Tim Koalisi Perubahan, Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN), Wijayanto Samirin mengatakan, kondisi Indonesia kini penuh dengan paradoks atau ketimpangan.
ADVERTISEMENT
Mantan Komisaris Independen PT Indosat Tbk (ISAT) tersebut menyoroti pembangunan gencar oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo seperti proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung, namun infrastruktur darat seperti jalan raya, masih banyak yang tak terpantau.
“Indonesia ini memang beragam, negeri yang penuh dengan paradoks. Ada kereta cepat, ada tol hebat, tapi ada jalan-jalan di desa-desa yang penuh lubang dan becek ketika hujan,” kata Wijayanto dalam acara Indonesia Digital Summit 2023 di Jakarta pada Selasa (28/11).
Ia menggarisbawahi kondisi perekonomian petani dan nelayan yang rata-rata termasuk dalam kategori masyarakat miskin, padahal Indonesia merupakan negara produsen hasil tanam dan negara maritim.
Salah satu ketimpangan yang paling menonjol menurutnya adalah mengenai akses internet di Indonesia. Di sisi lain, komitmen Indonesia dalam Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
ADVERTISEMENT
Pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapat nomor urut 1 sebagai kontestan Pilpres 2024, Selasa (14/11/2023). Foto: Dok. Istimewa
“COP21 di Paris kita dengan gagah menandatangani Zero carbon emission, tapi sejak saat itu sampai sekarang belum ada hal yang konkret yang dilakukan oleh kita bersama. Jadi Indonesia penuh dengan paradoks,” tambahnya.
Wijayanto menyebut, dalam hal ini pasangan AMIN, akan menawarkan solusi.
“Paradoks-paradoks yang ada di Indonesia ini yang membuat Indonesia masih timpang sehingga kalau berbicara apa impian AMIN Indonesia emas 2045 bukan tentang GDP per kapita USD 30.000, tapi tentang Indonesia yang satu kemakmuran,” jelas Wijayanto.
Kemakmuran yang dimaksudnya ini adalah pemerataan dalam segala sektor, baik pembangunan infrastruktur maupun ekonomi.
“Bayangkan Indonesia satu, kemakmuran itu adalah Indonesia yang ketika kita mendarat di ujung di Papua, ketika kita mendarat di Kalimantan, Flores, Aceh, Jawa, pulau Natuna kita merasa ini Indonesia karena ada kesamaan infrastruktur, kondisi ekonomi, kesehatan masyarakatnya, level pendidikannya,” tutup Wijayanto.
ADVERTISEMENT