Timnas AMIN Sebut RI Terjebak Utang, Harus Pinjam Agar Ekonomi Bertahan

16 Januari 2024 20:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin.
 Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin menyebut Indonesia sekarang terjebak utang. Meski ekonomi Indonesia kuat, pemerintah harus utang demi membayar utang lama.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah masuk kategori terjebak utang, debt trap. Kalau tidak berutang kita tidak bisa survive. Untuk bayar bunga pun kita saat ini harus utang," kata Wijayanto saat ditemui di Jakarta Barat, Selasa (16/1).
Untuk itu, pihak Paslon nomor urut 01 Anies-Muhaimin menargetkan rasio utang Indonesia terhadap PDB bisa ditekan di level 30 persen di 2029. Ini agar pemerintah tidak mewariskan utang berkelanjutan di periode-periode berikutnya.
"Makannya isu utang ini kita harus pikir matang, ini prioritas. Jangan anggap ringan karena kalau enggak mulai sekarang, enggak membatasi utang maka siap-siap saja kita semakin terjebak, semakin terjebak," tegasnya.
Utang yang melilit itu membuat belanja negara tergerus hanya untuk melunasi bunga utang yang ditanggung. Angkanya juga tidak kecil, lebih besar dari belanja modal yang digelontorkan negara.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini saja pengeluaran kita untuk bayar bunga di atas Rp 400 triliun, hampir dua kali lipat pengeluaran kita untuk pembangunan belanja modal. Ini sebenarnya kan sangat mengkhawatirkan ketika penerimaan kita lebih banyak untuk membayar bunga daripada untuk melakukan pembangunan," kata dia.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti debat perdana Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
Adapun Ekonom senior Faisal Basri memperkirakan Presiden Jokowi saat lengser nanti bakal mewarisi utang sampai Rp 8,7 kuadriliun. Agar utang itu tidak terus meningkat, Wijayanto mengatakan Timnas Amin akan memastikan utang tidak lagi jadi sumber pendapatan negara.
"Dan bahwa proyek-proyek itu tak selamanya harus dilakukan pemerintah, makannya mendorong swasta mengoptimalkan investasi. AMIN jelas debt to GDP ratio akan ditahan, diturunkan di level 30 persen di 2029. Kenapa? karena kita tidak ingin mewariskan utang di generasi penerus," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Meski utang Indonesia diperkirakan meningkat, rasio utang terhadap PDB Indonesia sekitar 40 persen, di bawah batas maksimum 60 persen sesuai Undang-Undang. Keuangan Negara. Menurut Wijayanto hal itu tidak serta merta jadi indikasi tinggal bahwa utang Indonesia masih baik-baik saja.
"Tapi penerimaan pajak kita juga rendah, sehingga debt to service ratio Indonesia sudah 40 persen, ini lampu kuning mendekati merah. Ini kenapa kalau kita utang bunganya tinggi, ini kenapa rating kita rendah karena di aspek itu kita sebenarnya sangat berisiko," pungkasnya.