Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tingginya Pajak Jadi Penghambat Ekspor Indonesia ke Mesir
25 Oktober 2018 20:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Meski belum begitu populer, Mesir jadi salah satu tujuan ekspor yang tengah dibidik Indonesia utamanya untuk komoditas kopi, ban, dan palawija. Di hari kedua Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 misalnya, digelar perbincangan kerja sama perdagangan yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang didampingi Duta Besar serta para pengusaha Mesir dalam upaya mendorong peningkatan ekspor Indonesia capai USD 4 miliar pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi, mengatakan produk Indonesia banyak dipuji memiliki kualitas bagus dengan harga yang kompetitif bagi Mesir.
“Image produk Indonesia tahan lama tapi harganya murah,” katanya ketika ditemui kumparan di ICE BSD Tangerang, Kamis (25/10).
Meski begitu, ada kendala yang menurutnya masih jadi ganjalan bagi ekspor Indonesia ke Mesir yaitu soal masih tingginya ongkos pajak.
“Kendalanya persoalannya sejumlah persoalan barrier hambatan tarif dan non tarif. Tarif yang besar terutama yang finish good. Sekarang tax 60 persen, ban 40 persen. Menyebabkan harga kita lebih mahal,” terangnya.
Sementara itu, tantangan Indonesia lainnya adalah harus bersaing dengan produk buatan Vietnam. Menurut Helmy, harga produk Vietnam sangat murah dan terjangkau bagi masyarakat Mesir.
ADVERTISEMENT
“Dari segi harga yang kompetitif vietnam lebih murah,” imbuhnya.
Ke depan, selain pajak dan kompetisi ekspor, menurut Helmy yang perlu diperhatikan Indonesia ialah soal promosi dan pemasaran.
“Kita harus dorong dengan salesmanship yang kuat khususnya ke KBRI Kairo,” pungkasnya.