Tingkat Investasi BRI Insurances Capai Rp 2,55 Triliun, Ini Rahasianya
![Ilustrasi BRI Insurance. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gy79nmsrzj37bq6y7xdzgz7a.jpg)
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BRI Insurance, Rahmat Budi Legowo, mengungkapkan, pihaknya menempatkan investasi pada instrumen-instrumen yang aman, sesuai dengan arahan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai perusahaan induk.
“Kita tidak masuk ke area yang abu-abu, spekulan yang bisa memiliki revenue besar tetapi risikonya juga besar. Biasanya kita di reksadana ataupun deposito,” ujarnya dalam Media Gathering BRI Insurance di Jakarta, Kamis (20/7).
Budi menjelaskan bahwa strategi perseroan dalam menempatkan investasi tersebut yaitu setiap gross written premium (GWP) yang didapatkan sejak awal telah diatur arus kasnya (cash flow), pengelolaannya, dan apakah uang yang masuk tersebut cukup untuk membayar fix cost yang terjadi di bulan tersebut.
“Kalau in terms of suku bunganya, yield-nya itu kita targetkan sekitar 4,5 persen. Karena kita menempatkan di jangka pendek 4,5 persen itu agak susah mencari tempat yang aman, tapi suku bunganya bisa terpenuhi,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Menambahkan, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Heri Supriyadi menuturkan perusahaan kerap menaruh investasi pada instrumen jangka pendek, untuk mengantisipasi jika hasil investasi perlu segera dicairkan.
“Kami pasti akan taruh di tempat-tempat yang jangka pendek, satu tahun, dua tahun seperti deposito, jadi kami pasti menaruh di tempat-tempat yang aman. Yang namanya duit ditempatkan masa tidak menghasilkan investasi, tentu kita cari mana yang menguntungkan, mana suku bunganya tinggi,” katanya.