Tips Menghitung Valuasi Saham Biar Investasi Makin Cuan

18 Februari 2021 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tabungan saham. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tabungan saham. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebelum melakukan investasi saham, investor disarankan untuk memahami analisis fundamental sebuah perusahaan. Salah satu kegunaan memahami analisis fundamental adalah investor akan mengetahui harga wajar sebuah saham.
ADVERTISEMENT
Sehingga investor bisa menilai apakah saham yang akan dibeli sudah terlalu mahal atau justru sedang diskon.
Dikutip dari instagram resmi Bursa Efek Indonesia @indonesiastockexchange, Kamis (18/2), harga wajar saham tidak bisa dipukul rata. Masing-masing saham punya batas harga wajar yang tidak sama.
Nah untuk mengetahui harga wajar sebuah saham, investor bisa menghitung Price to Earning Ratio (PER).
"PER adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan," tulis IDX dalam postingannya, Kamis (18/2).
Dengan kata lain PER merupakan rasio yang menggambarkan harga saham sebuah perusahaan, dibandingkan dengan keuntungan atau laba per saham yang dihasilkan perusahaan tersebut (EPS).
Ilustrasi tabungan saham. Foto: Pixabay
Sederhananya, makin tinggi nilai PER, harga saham suatu emiten dianggap makin mahal. Demikian pun sebaliknya, makin kecil PER, makin murah valuasinya sehingga makin besar ruang untuk terjadinya kenaikan harga saham.
ADVERTISEMENT
Rasio ini menjadikan laba bersih sebagai fokus utama perhitungannya. Sehingga dengan demikian kita bisa mengetahui secara real apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak.
Sebagai contoh, misalnya PER sebuah saham diketahui 2x artinya harga saham tersebut 2 kali lipat laba bersih yang dihasilkan perusahaan.
Contoh lain, ambil kasus saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang harganya saat ini terpantau berada di level Rp 2.700 per saham. Sementara berdasarkan data RTI, PER nya tercatat sebanyak 107,78x.
Apakah lantas saham BRIS dikatakan mahal? Menurut penjelasan IDX, secara nilai saham BRIS memang terlihat mahal.
"Tapi dalam melakukan analisa fundamental bukan hanya angka-angka yang dilihat, tapi juga faktor lain seperti nama besar perusahaan serta brand-nya. Selain itu, perlu juga dianalisa kondisi sektor sahamnya saat ini, apakah sedang bagus atau tidak. Jika hal di atas dinilai positif maka bisa saja angka PER tersebut dikatakan masih murah," tulis IDX.
ADVERTISEMENT
Seperti contoh di atas, saham BRIS mempunyai PER hingga di atas 100 namun masih banyak investor yang memburu saham tersebut sebab perseroan baru saja merampungkan aksi korporasi berupa merger 3 bank syariah.
Adapun merger tersebut melahirkan entitas baru yaitu BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Untuk itulah investor merasa meskipun harganya mulai melambung namun saham BRIS masih layak koleksi.
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain PER, investor juga harus memahami soal Price Book Value (PBV). Rasio ini juga hampir sama dengan PER yaitu untuk melihat harga wajar sebuah saham.
"PBV ini pada dasarnya sama saja dengan PER. Perbedaannya, kalau PER berfokus pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, PBV fokusnya pada nilai ekuitas perusahaan," tulis penjelasan IDX.
ADVERTISEMENT
Atau dengan kata lain PBV adalah rasio harga saham dibandingkan dengan nilai buku emiten. Nilai buku bisa dihitung dengan rumus total ekuitas dibagi jumlah saham beredar.
PBV yang rendah menunjukkan harga saham yang masih murah atau undervalued, sedangkan PBV yang tinggi menunjukkan harga saham sudah cukup mahal.
Biasanya jika PBV tinggi, investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rendah daripada rata-rata PBV industri.
Namun sama seperti PER, dalam melakukan analisis fundamental, IDX menyatakan agar tidak hanya melihat angka-angka PBV, tapi juga faktor lain seperti kondisi sektor sahamnya saat ini, apakah sedang bagus atau tidak. Jika hal di atas dinilai positif maka bisa saja PBV tinggi tapi saham tersebut dikatakan masih murah.
ADVERTISEMENT