Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
TKN Prabowo-Gibran Jamin Program Susu Gratis Tak Bakal Rugikan Peternak Lokal
3 Januari 2024 18:18 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ada kekhawatiran dari peternak sapi perah dalam negeri, bahwa program makan siang dan susu gratis paslon Prabowo-Gibran akan memperbesar alokasi impor susu oleh pemerintah. Apalagi saat ini, produksi susu dalam negeri hanya sekitar 968 ribu ton, atau hanya mampu mencukupi 20 persen dari total kebutuhan konsumsi nasional.
ADVERTISEMENT
Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo mengatakan, program Prabowo-Gibran juga menyasar swasembada pangan sehingga akan meningkatkan produksi peternak lokal.
"Program ini memprioritaskan susu produksi peternak dalam negeri. Bukan hanya itu, negara bahkan menjadi pasar, sehingga sekaligus memberikan jaminan pasar dan harga kepada peternak sapi perah," kata Drajad kepada kumparan, Rabu (3/1).
Drajad bilang, dua hal itu adalah insentif yang sangat besar bagi peternak. Menurutnya, sudah jelas insentif tersebut akan menjadi faktor positif bagi program Prabowo-Gibran mengupayakan swasembada pangan, yang antara lain dengan menggenjot produksi susu peternak domestik.
"Lalu bagaimana dengan kebutuhan susu untuk pabrik? Jika peningkatan produksi di atas (peternak domestik) belum memenuhi kebutuhan tersebut, pabrik-pabrik itu bisa mengimpor," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Singkatnya, program susu gratis memprioritaskan susu produksi peternak dalam negeri. Pabrik-pabrik bisa mengimpor jika produksi nasional belum cukup," tegas Drajad.
Jawab Kekhawatiran Impor Susu Makin Besar
Dengan adanya opsi pabrik-pabrik bisa impor bila produksi peternak lokal tak mampu cukupi, Drajad menjawab keraguan kuota impor susu pemerintah akan makin besar. Solusinya, adalah melalui program swasembada pangan Prabowo-Gibran.
Drajad juga menegaskan, Prabowo secara personal juga memiliki concern yang tinggi terhadap masalah pangan. Itu dibuktikan dengan lahan pertanian dan peternakan pribadi yang dimiliki Prabowo.
"Makanya kita ada program swasembada yang tentunya perlu peningkatan produksi. Pak Prabowo itu sejak dulu punya passion tinggi di pertanian dan peternakan. Makanya beliau memimpin HKTI dan sebagainya. Di rumahnya di Hambalang pun banyak lahan pertanian dan peternakan," kata Drajad.
ADVERTISEMENT
"Sejak dulu beliau ingin menggenjot produksi daging dan susu, selain produksi tanaman pangan. Itu salah satu passion dan prioritas Pak Prabowo," pungkasnya.
Kekhawatiran Peternak Sapi Lokal
Sebelumya, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro menjelaskan mayoritas susu yang diproduksi peternak lokal adalah susu segar, bukan susu kemasan/UHT.
"Hampir pasti (susu kemasan/UHT) dari luar (impor). Jadi jangan sampai kita yang punya program, yang langsung menikmati peternak luar," kata Nanang.
Nanang mengatakan sebenarnya susu UHT juga diproduksi oleh peternak Indonesia. Namun Nanang menghitung, meski ada program susu gratis, hanya bisa mengerek produksi susu UHT dari peternak lokal hanya 19 persen.
"Nah ketika ada kenaikan permintaan apakah bisa serta merta yang peternak lokalnya bisa naikkan produktivitas, pasti enggak. Pasti yang instan bisa langsung menikmati kan importirnya atau produsen luar negerinya," kata Nanang.
ADVERTISEMENT
Untuk itu Nanang berharap Prabowo-Gibran juga fokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas industri sapi perah di dalam negeri.
Dihubungi terpisah, peternak sapi perah Cibugary (Cibubur Garden City), Rahmat Hidayat berharap peternak lokal menjadi prioritas pemerintah bila program susu gratis ini nanti berjalan. Dengan begitu, produktivitas peternak sapi perah dalam negeri juga ikut terdongkrak.
"Minimal bertambahnya 10 persen produk susu dalam negeri pertahunnya dari 20 persen data BPS saat ini, sehingga 5 tahun kepemimpinan beliau ke depannya bisa di atas 50 persen produk susu dalam negeri," pungkas dia.
Hanya Untungkan Importir Susu
Pengamat Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memandang program makan siang dan susu gratis ini masih perlu dibedah lebih detail teknisnya. Salah satunya adalah persoalan pengadaan di mana susu UHT saat ini pemenuhan kebutuhannya masih dari impor.
ADVERTISEMENT
"Kalau peternak lokal susu UHT enggak mungkin bisa memasok itu, menutup itu kebutuhannya. Maka bagaimana caranya, impor. Maka program ini berarti dengan APBN yang sangat besar menguntungkan importir. Ini harus dicegah juga cara cara seperti ini," kata Bhima.
Adapun kebutuhan anggaran untuk makan siang dan susu gratis ini ditaksir Rp 400 triliun per tahun. Kata Bhima, itu akan membebani APBN, dan APBN tidak mungkin bisa menutup kebutuhan itu.
"Kecuali penambahan utang, dan itu juga akan menyedot likuiditas perbankan domestik, itu berbahaya sekali," pungkas Bhima.