Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Toko di Singapura Ini Tebar Diskon Produk Murah Demi Kurangi Limbah
10 Oktober 2023 10:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Makanan di MoNo, toko di Singapura yang bergerak di bidang sosial (social enterprise). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hcbt389wzjnpb9y8bfe2c7zk.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
MoNo didanai oleh Badan Lingkungan Hidup Nasional (National Environmental Agency/NEA) dan Dewan Pemuda Nasional (National Youth Council/NYC) Singapura. Perusahaan sosial ini didirikan untuk mengubah pola pikir konsumen soal aman untuk mengkonsumsi makanan yang melewati tanggal kadaluwarsa.
Adapun harga yang dijual tergantung masa kadaluwarsa produk dan diberi warna label. Misalnya pada produk di kisaran SGD 2-5 di ritel, maka harga produk di MoNo turun menjadi SGD 1-3 dan diberi label warna merah.
Perbedaan harga signifikan terlihat pada produk ritel pada SGD 30,5-45,5, harga produk di MoNo dibanderol SGD 9-10 dan diberi label warna emas. Salah satu makanan yang dijual dengan harga SGD 9-10 adalah cokelat.
"Penjualannya tergantung, kadang naik kadang turun. Biasanya akhir tahun lebih tinggi karena banyak kegiatan seperti Natal," kata Founder Mono Leonard Shee di MoNo, Chinatown, Singapura, Senin (9/10).
Produk di MoNo juga berasal dari negara luar seperti Vietnam. MoNo tidak membeli produk untuk persediaan, namun dari berbagai pemasok.
ADVERTISEMENT
Salah satu konsumen bernama Hai Xiang membeli oat milk setiap bulan di MoNo untuk keluarganya. Selain harganya yang murah, ia membeli sebagai upaya untuk mengurangi limbah makanan.
"Limbah makanan itu masalah yang serius. Orang-orang seringkali membuang makanan, swalayan begitu juga," tutur Xiang.
Menurut Xiang, rata-rata orang Singapura masih belum menganggap isu limbah makanan adalah hal yang serius. Masih sedikit NGO dan startup yang fokus pada isu limbah.