Tokyo Kekurangan Perawat Lansia, RI Diajak Kembangkan Skill Pekerja Keperawatan

6 Februari 2025 22:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delegasi Biro Kesejahteraan Tokyo mengunjungi berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Jakarta, Semarang, dan Bali, pada 14-17 Januari. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Biro Kesejahteraan Tokyo mengunjungi berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Jakarta, Semarang, dan Bali, pada 14-17 Januari. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Tokyo tengah menghadapi persoalan kurangnya tenaga kerja keperawatan bagi lansia. Diperkirakan Tokyo mengalami kekurangan 28.158 tenaga kerja keperawatan lansia pada 2026.
ADVERTISEMENT
Jumlah terbatasnya perawat lansia di Tokyo itu diperkirakan akan terus meningkat menjadi 47.019 tenaga kerja pada 2030. Hal ini berdasarkan data dari Biro Kesejahteraan Tokyo. Sementara, jumlah lansia di Jepang terus bertambah.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Tokyo terus mempercepat penerimaan tenaga kerja asing, melalui Kaigo Passport Tokyo (KaiTo).
KaiTo merupakan program yang mendukung pencocokan tenaga kerja asing dengan status Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW) di sektor keperawatan lansia di Tokyo, termasuk tenaga kerja keperawatan yang berasal dari Indonesia.
Delegasi Biro Kesejahteraan Tokyo yang dipimpin Okada Makiko pada 14-17 Januari lalu, mengunjungi berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Jakarta, Semarang, dan Bali, untuk memperkuat kolaborasi dalam menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia di Tokyo.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, kunjungan ke Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang pada 15 Januari 2025. BBPVP Semarang telah menjalin kerja sama dengan Hinode Medical and Welfare Group, sebuah lembaga keperawatan lansia ternama di Jepang yang memiliki pengalaman panjang dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan.
Hinode tidak hanya melatih tenaga keperawatan lansia di Indonesia, tetapi juga mengirimkan instruktur dari Jepang yang merupakan Kaigo Fukushishi (Care Worker Bersertifikasi di Jepang) untuk memberikan pelatihan Shoninsha Kenshu (Pelatihan Dasar Keperawatan Lansia Jepang).
Ilustrasi tenaga kerja keperawatan dari Indonesia. Foto: Shutterstock
Melalui program ini, peserta pelatihan dapat memperoleh keterampilan keperawatan lansia berkualitas tinggi dan memahami praktik kerja yang sesuai dengan standar Jepang.
"Kami melihat bahwa program pelatihan tenaga keperawatan lansia di BBPVP Semarang telah berjalan dengan baik. Kami juga sudah menjalin kerja sama dengan kelas keperawatan lansia di sini, dan kami yakin bahwa para peserta akan menjadi tenaga kerja yang sangat berharga di Jepang," ujar Okada Makiko.
ADVERTISEMENT
Namun, Okada juga menekankan penguatan kemampuan bahasa Jepang sangat penting agar peserta dapat memperoleh sertifikasi Kaigo Fukushishi di masa depan. Selain itu, ia menyoroti pentingnya memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kehidupan dan budaya di Jepang kepada calon pekerja migran.
Plt. Kepala/Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan, Amir Syarifuddin, juga menyambut baik kerja sama dengan Pemerintah Kota Tokyo dan menyatakan program pelatihan di BBPVP Semarang memiliki potensi besar dalam mendukung kolaborasi ini.
"Saat ini, kami menjalankan tiga kelas pelatihan bahasa Jepang sebagai bagian dari program Hinode, dengan total peserta sebanyak 48 orang. Program ini juga telah diperluas ke Medan dan Sidoarjo." jelasnya.
Ilustrasi lansia di Jepang Foto: Shutter Stock
Namun, Amir mengakui terbatasnya fasilitas masih menjadi kendala utama dalam meningkatkan jumlah peserta pelatihan.
ADVERTISEMENT
"Meskipun ada sekitar 200-300 pelamar, saat ini kami hanya dapat menerima 48 orang karena keterbatasan fasilitas. Kami berharap program ini dapat terus berkembang dan memberi manfaat lebih banyak bagi calon tenaga kerja ke Jepang," tambahnya.
Dengan adanya KaiTo sebagai solusi strategis dalam perekrutan tenaga kerja asing, program ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang.
Ke depan, diharapkan semakin banyak LPK di Indonesia yang dapat terlibat dalam program ini dan semakin banyak tenaga kerja keperawatan lansia berkualitas tinggi dari Indonesia yang dapat berkontribusi di sektor kesejahteraan di Tokyo.
Kerja sama ini tidak hanya akan membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di Jepang, tetapi juga memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi tenaga kerja profesional Indonesia.
ADVERTISEMENT