Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tol Binjai-Pangkalan Brandan Jadi Pilot Project Green Construction Hutama Karya
27 Desember 2023 19:29 WIB
·
waktu baca 5 menitPelaksanaan green construction ini merupakan bentuk penerapan dari Peraturan Menteri PUPR No. 9 Tahun 2021 mengenai konstruksi berkelanjutan. Dengan begitu, diharapkan dapat menjamin proses konstruksi yang ramah lingkungan dan juga berdampak terhadap keberlanjutan konstruksi.
Pada Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI mengimplementasikan empat belas kriteria konstruksi berkelanjutan. Salah satunya adalah standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan, yang direalisasikan melalui identifikasi rona awal lingkungan sekitar proyek.
Tujuannya untuk memetakan potensi risiko lingkungan dan pengendaliannya selama proses pembangunan. Hasilnya lalu dituangkan ke dalam Rencana Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Implementasikan konstruksi berkelanjutan Tol Binjai-Pangkalan Brandan
Pada aspek konservasi energi, implementasi green construction dilakukan melalui penggunaan LED lamp, smart lamp, dan solar cell pada akses tol STA 00 on ramp. Sementara pada aspek konservasi air, HKI memanfaatkan sistem gravitasi pada menara air serta menggunakan saniter hemat air di tol gate dan kantor pengelola tol di Stabat.
Tidak hanya itu, konservasi air juga diimplementasikan dengan penggunaan rumput solid sodding untuk proteksi lereng dari gerusan air serta menahan limpasan air hujan di sekitar mainroad.
Penghijauan dengan penanaman jenis pohon berkayu seperti Mahoni dilakukan di sepanjang lereng jalan tol, interchange, kantor proyek dan kantor pengelola. Selain daunnya yang berfungsi mengurangi polusi udara, akar pohon berkayu tersebut bermanfaat sebagai proteksi lereng dari longsoran serta meningkatkan persediaan air tanah.
Tanaman perdu berbunga seperti bugenvil, bunga raya, nusa indah juga ditanam di sepanjang akses masuk gerbang tol, interchange, dan kantor pengelola yang berfungsi menambah keindahan jalan tol.
Demi memenuhi aspek kesehatan dan kenyamanan, HKI melakukan uji kualitas lingkungan secara berkala, meliputi pengukuran tingkat kebisingan serta getaran serta kualitas air permukaan dan kualitas udara di sekitar lokasi konstruksi, menyediakan area terbuka hijau, menangani debu selama proses mobilisasi, hingga menggunakan peralatan konstruksi yang memenuhi nilai ambang batas emisi.
Dari sisi manajemen lingkungan, HKI menyediakan infrastruktur pengelolaan limbah cair dan padat baik di lokasi kantor proyek, area pekerjaan, maupun kantor pengelola yang diserahterimakan. Selain itu, disediakan pula sistem drainase temporer di area pekerjaan maupun pemeliharaan serta sistem drainase di mainroad serta kantor pengelola Stabat.
Pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan juga mempertimbangkan aspek sumber dan siklus material. Pada pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, HKI memanfaatkan material lokal sebanyak 15 persen dan menggunakan material prefabrikasi sebanyak 26 persen untuk mencegah timbulnya waste.
Dalam pengelolaan material dan waste, HKI menerapkan prinsip reuse dengan memanfaatkan material hasil galian tanah. Material tanah yang masih dapat dipakai akan dibawa ke lokasi pekerjaan timbunan. Pemanfaatan sisa steel pipe untuk modifikasi spun pile juga menjadi salah satu implementasi recycle dalam pelaksanaan green construction.
Dari aspek tepat guna lahan, pada desain pembangunan jalan tol tepatnya STA 0+000 s.d STA 16+159 juga dilakukan perubahan trase. Perubahan ini dilakukan agar tidak banyak merelokasi permukiman warga serta area persawahan yang berfungsi sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan.
Lahan permukiman terdampak yang pada desain awal seluas 20,86 hektare berkurang menjadi 8,59 hektare, serta lahan pertanian terdampak berkurang dari 40,79 hektare menjadi 0,74 hektare.
Dari sisi sosial, HKI berusaha mengurangi disparitas sosial dengan memperhatikan inklusivitas kepada masyarakat. Termasuk melibatkan pekerja dan vendor lokal dalam proses pembangunan.
Partisipasi tenaga kerja lokal Provinsi Sumatra Utara dalam pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan mencapai 49 persen. Tidak hanya itu, 10 persen tenaga kerja yang berkontribusi dalam pembangunan ini merupakan tenaga kerja wanita, disabilitas, dan kaum marginal.
UMKM lokal juga berperan dalam penyediaan barang dan jasa dengan persentase sebesar 34 persen dari keseluruhan pengadaan yang dilakukan. Lalu, dalam aspek estetika dan pelestarian budaya, HKI juga turut melestarikan budaya lokal dengan mengadaptasi desain yang mengangkat nuansa adat Melayu.
Pada tanggal 23-27 Oktober 2023 lalu, telah dilakukan penilaian kinerja konstruksi berkelanjutan di jalan tol Tol Binjai-Pangkalan Brandan, tepatnya pada seksi Binjai-Stabat. Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Direktorat Keberlanjutan Konstruksi.
Sampai saat ini, tersisa dua tahap terakhir dari rangkaian penilaian, yaitu penyampaian kinerja penilaian green construction kepada Menteri PUPR dan penetapan predikat konstruksi berkelanjutan.
“Kami berharap memperoleh hasil yang baik sehingga Proyek Tol Binjai – Pangkalan Brandan sukses menjadi pilot project dengan prinsip green construction dan kelak menjadi acuan penyeragaman prinsip green construction di proyek HKI lainnya,” ujar Direktur Utama HKI, Aji Prasetyanti.
Hingga November 2023, progres pengerjaan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan sepanjang 57 km mencapai 89,54 persen. Tahap I Jalan Tol Binjai-Stabat sepanjang 12 km telah dioperasikan pada tahun 2022, dan Tahap II – Stabat-Kuala Bingai sepanjang 9 km telah dioperasikan pada Oktober 2023 lalu.
Sementara, Tahap III – Kuala Bingai-Tanjung Pura sepanjang 18 km telah melalui uji laik fungsi (ULF) pada 5 Desember lalu, dan ditargetkan untuk difungsionalkan pada libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024. Lalu, tahap IV – Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 18 km kini masih dalam proses konstruksi.
HKI juga masih mengerjakan sejumlah ruas JTTS lainnya seperti Jalan Tol Padang – Sicincin (37 km), Pekanbaru – Bangkinang (40 km), Bangkinang – Pangkalan (6,2 km), serta Lingkar Pekanbaru (30,57 km).
Untuk proyek non JTTS, HKI tengah mengerjakan proyek SMO Construction Services di Pertamina Hulu Rokan Riau, Penggantian/Duplikasi 29 Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa, dan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket II sepanjang 11,2 km.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio