news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tol Layang Jakarta-Cikampek Mau Beroperasi, Berapa Tarifnya?

30 September 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara Tol Layang Jakarta-Cikampek II. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Tol Layang Jakarta-Cikampek II. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated atau tol layang ditargetkan dapat beroperasi pada libur Natal dan Tahun Baru 2019. Namun hingga kini, kepastian tarif ruas tol layang itu masih belum diterbitkan.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Desi Arryani, tarif yang akan dipatok memang masih dibahas. Meski demikian, dia mengaku terdapat beberapa skema yang tengah dibahas.
Pertama yakni tarif yang dipatok antara tol layang dengan tol eksisting sama. Kedua, tarif dipasang berbeda yang berarti tol layang dibanderol lebih mahal dibandingkan tol eksisting.
"Kita sih pokoknya apakah diblended ataukah dipisah. Opsinya itu, masing-masing ada plus minusnya," bebernya saat ditemui di Simpang Susun Cikunir, Bekasi, Senin (30/9).
Dia pun mengungkapkan untuk opsi pertama, kekurangannya adalah bisa membuat pengendara memilih menggunakan tol Jakarta-Cikampek eksisting karena lebih murah. Hal itu dikhawatirkan membuat tol eksisting tetap padat.
Foto udara Tol Layang Jakarta-Cikampek II. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Jadi kalau misalnya dipisah kan orang pikir-pikir, mau ke mana dan lewat mana. Mau lewat atas lebih lancar tapi mahal. Nah kalau dia mikir lewat bawah berarti macetnya enggak terpecahkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk opsi kedua, kekurangannya yaitu tarif tol eksisting akan menjadi lebih mahal lantaran tarif kedua tol itu akan ditentukan rata-rata. Sebab, dua tol itu dibangun dalam waktu terpisah dan nilai investasinya pun berbeda.
Oleh karenanya, Desi meminta agar masyarakat tak hanya berpikir mengenai tarif sebagai bahan pertimbangan menentukan pilihan, melainkan juga memperhatikan aspek lain seperti jarak yang akan ditempuh.
"Misalnya mau ke Bekasi Barat, Bekasi Timur, Cibitung, kan kelewatan (tol layang tidak turun di lokasi itu), ya jangan naik. Itu yang kita harapkan. Jadi bukan dipisah berdasarkan tarif, tapi dipisah berdasarkan kebutuhan jarak. Lokasi mana yang akan dituju," pungkas Desi.