Trade Expo Indonesia 2019 Raup Transaksi Rp 153 T, Naik 29 Persen

25 Oktober 2019 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Trade Expo Indonesia 2019. Foto: Muhammad Amirudin Aziz/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
com-Trade Expo Indonesia 2019. Foto: Muhammad Amirudin Aziz/kumparan.
ADVERTISEMENT
Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 tahun 2019 yang digelar pada 16-20 Oktober 2019 meraup transaksi Rp 153,38 triliun. Angka ini meningkat 29,04 persen dibanding pencapaian tahun lalu sebesar USD 8,49 miliar atau senilai Rp 127,33 triliun.
ADVERTISEMENT
Pameran ekspor terbesar di Indonesia tersebut diselenggarakan di International Convention Exhibition (ICE) di Tangerang, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, transaksi yang terjadi selama di TEI 2019 meliputi transaksi perdagangan, jasa, dan investasi. Transaksi perdagangan terdiri dari transaksi produk (barang) sebesar USD 1,54 miliar.
Untuk transaksi produk meliputi transaksi perdagangan barang yang berasal dari penandatanganan kontrak dagang USD 698,34 juta, transaksi di stan pameran USD 687,60 juta, misi dagang lokal USD 50,63 juta, penjajakan kesepakatan dagang (business matching) USD 67,11 juta.
Di sektor Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil meraup transaksi USD 10,43 juta, forum bisnis hortikultura USD 8,78 juta serta kuliner dan pangan nusa USD 457,14 ribu.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan transaksi perdagangan jasa sebesar USD 120,08 juta. Sementara itu, transaksi investasi berhasil membukukan nilai sebesar USD 9,29 miliar," kata Agus dalam keterangan tertulis, Jumat (25/10).
Agus Suparmanto melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Pada gelaran Trade Expo kali ini negara dengan transaksi terbanyak adalah Mesir sebesar USD 270,51 juta yaitu sebesar 18,13 persen dari total nilai transaksi. Lalu Jepang sebesar USD 260,01 juta atau 17,43 persen, Tiongkok sebesar USD 201,52 juta atau 13,51 persen, India sebesar USD 96,71 juta atau 6,48 persen, dan Inggris sebesar USD 94,44 juta atau 6,33 persen.
Sedangkan produk yang paling diminati adalah makanan olahan sebesar USD 390,26 juta atau 26,16 persen, kertas dan produk kertas sebesar USD 289,64 juta atau19,41 persen, kelapa sawit/CPO sebesar USD 166,65 juta atau 11,17 persen. Sementara produk pertanian sebesar USD 128,92 juta atau 8,64 persen dan kopi kertas sebesar USD 111,85 juta 7,50 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk misi pembelian, selama penyelenggaraan TEI ke-34 tercapai 114 kesepakatan dagang dengan total nilai kontrak sebesar USD 3,19 miliar. Nilai tersebut terdiri atas transaksi investasi, produk barang, seperti makanan olahan, kertas dan produk kertas, produk pertanian dan perkebunan, produk perikanan, bumbu masak, serta rempah-rempah dan lainnya.
Kesepakatan dagang tersebut berasal dari 31 negara yaitu Jepang, Mesir, Amerika Serikat, Malaysia, Somalia, Spanyol, India, Australia, Kanada, Brasil, Korea Selatan, Hungaria, Libya. Lalu ada juga Thailand, Belanda, Belgia, Vietnam, Tiongkok, Jerman, Inggris, Singapura, Nigeria, Taiwan, Arab Saudi, Irak, Yordania, Filipina, Italia, Palestina, Romania, dan Aljazair.
com-Pameran di Trade Expo Indonesia 2019. Foto: Muhammad Amirudin Aziz/kumparan.
Sementara itu, untuk kegiatan business matching telah menghasilkan 247 transaksi potensial dengan nilai mencapai USD 67,11 juta. Selama lima hari pelaksanaan Trade Expo Indonesia 2019, kegiatan business matching ini diikuti buyers dari 36 negara.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, Malaysia, Kanada, Meksiko, Mesir, Hungaria, Jepang, Bulgaria, Vietnam, India, Singapura, Madagaskar, Maroko, Filipina, Sudan, Hongkong, Thailand, Oman, Srilanka, Pakistan, Serbia, Algeria, Zimbabwe, Australia, Jordan, Afrika Selatan, Tiongkok, Botswana, Tunisia, Yaman, Chili, Inggris, Turki, dan Brasil.
Produk yang paling diminati adalah makanan dan minuman, produk pertanian, tekstil dan produk tekstil, produk kecantikan dan kesehatan, serta furnitur dan perabotan. Hal tersebut menunjukkan eksportir Indonesia mampu meyakinkan para buyers mancanegara untuk bertransaksi di tengah persaingan global yang semakin ketat.
"Artinya, eksportir mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan selera pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif, serta sikap profesional yang menumbuhkan kepercayaan dari kalangan buyers internasional,” jelas Agus.
ADVERTISEMENT