Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 50,55 Miliar hingga November 2024

13 Desember 2024 19:31 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan terbaru mengenai bursa karbon. Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 November 2024, tercatat 94 pengguna jasa yang mendapatkan izin.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan dari jumlah tersebut, total volume sebesar 906.440 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp 50,55 miliar.
"Dengan rincian nilai transaksi 19,83 persen di Pasar Reguler, 43,39 persen di Pasar Negosiasi, 36,56 persen di Pasar Lelang, dan 0,22 persen di marketplace," ujar Inarno, lewat keterangan pers virtual, Jumat (13/12).
Ke depan, Inarno menilai potensi Bursa Karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 4.089 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.
Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diresmikan Presiden Ketujuh Jokowi pada tanggal 26 September 2023 sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian NDC Indonesia, yang mengakomodasi kebutuhan perdagangan karbon di Indonesia.
ADVERTISEMENT
IDXCarbon/Indonesia Carbon Exchange merupakan merek Carbon Exchange yang dijalankan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI melalui Indonesia Carbon Exchange berkomitmen mengembangkan perdagangan karbon yang transparan, tertib, dan sesuai dengan praktik dunia. Sehingga dapat membuka potensi perdagangan karbon Indonesia.