Transaksi Penggunaan Mata Uang Lokal RI-China Tembus USD 15 Juta per Bulan

26 Desember 2021 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mata Uang Yuan. Foto: REUTERS/Petar Kujundzic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mata Uang Yuan. Foto: REUTERS/Petar Kujundzic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dan China telah menjadi mitra strategis sejak tahun 2013 hingga sekarang. Kerja sama antara kedua negara tersebut terjalin di berbagai bidang salah satunya adalah kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS).
ADVERTISEMENT
LCS merupakan penyelesaian transaksi yang dilakukan secara bilateral oleh pelaku usaha di Indonesia dan negara mitra, dengan mata uang masing-masing negara. Tujuannya sekaligus untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan perjanjian LCS dengan Tiongkok dalam tiga bulan terakhir mencatatkan rata-rata transaksi bulanan mencapai USD 15 juta per bulan.
“Tiongkok merupakan negara kedua terbesar diukur dari nilai investasi asing langsung/foreign direct investment (FDI) di Indonesia. Perjanjian LCS dengan Tiongkok pun telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan,” kata Destry pada keterangan tertulis, Minggu (26/12).
Destry mengatakan, pihaknya optimistis transaksi LCS ini akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi.
Untuk itu, berbagai quick win telah disiapkan untuk mempromosikan LCS, termasuk bantuan teknis bagi eksportir maupun importir untuk melakukan transaksi LCS riil dari hulu ke hilir.
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, mengatakan berkat adanya LCS, pelaku bisnis dapat menikmati biaya transaksi lebih rendah dan memiliki opsi untuk pembiayaan perdagangan serta investasi dalam mata uang lokal.
“Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-4 global pada tahun 2050, Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor mancanegara, tak terkecuali Tiongkok,” ujar Djauhari.