Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Transaksi QRIS Tumbuh 183,9 Persen di Oktober 2024, Capai 54,1 Juta Pengguna
20 November 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Oktober 2024 tetap menunjukkan tren positif. Salah satu yang mencatatkan pertumbuhan signifikan adalah transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
ADVERTISEMENT
Menurut Perry, transaksi QRIS pada bulan Oktober 2024 tumbuh pesat sebesar 183,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 183,9 persen yoy, dengan jumlah pengguna sampai dengan Oktober 2024 mencapai 54,1 juta dengan jumlah merchant 34,7 juta," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (29/11).
Pertumbuhan ini menunjukkan semakin meluasnya penggunaan QRIS di masyarakat, baik oleh konsumen maupun pelaku usaha. Selain itu, transaksi pembayaran secara keseluruhan juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Transaksi BI-RTGS pada bulan Oktober 2024 meningkat 21,13 persen yoy dengan nominal transaksi sebesar Rp 16.682,58 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST pada bulan Oktober 2024 tumbuh 59,3 persen yoy mencapai 339 juta transaksi.
Kemudian, transaksi digital banking pada bulan yang sama tercatat 1.960,8 juta transaksi atau tumbuh sebesar 37,1 persen yoy. Sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 27,0 persen yoy mencapai 1.365,4 juta transaksi.
ADVERTISEMENT
“Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D pada bulan Oktober 2024 turun 11,4 persenyoy menjadi 5 58,8 juta transaksi,” ungkap Perry.
Di samping itu, transaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen yoy mencapai 39,7 juta transaksi.
“Sementara dari pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 11,8 persen yoy menjadi Rp 1.070,6 triliun pada akhir Oktober 2024,” katanya.