Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Transaksi TEI 2018 Rp 127 T dalam 5 Hari, Sektor Makanan Jadi Unggulan
9 November 2018 17:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Nilai transaksi pada Trade Expo Indonesia 2018 (TEI) yang diselenggarakan 24-28 Oktober 2018 mencapai USD 8,49 miliar atau setara Rp 127,33 triliun. Angka ini melampaui target TEI 2018 yang dipatok sebesar USD 1,5 miliar.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan, total transaksi yang berhasil dicatat pada tahun ini melonjak tajam jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar USD 1,406 miliar atau setara Rp 18,699 triliun. Dia juga mengatakan, peningkatan ini terjadi karena banyaknya kerja sama dan investasi yang disepakati di TEI tahun ini.
Rinciannya, transaksi barang yang dilakukan dalam TEI 2018 sebesar USD 1,456 miliar, transaksi jasa sebesar USD 1,31 miliar, transaksi investasi sebesar USD 5,55 miliar, dan transaksi pariwisata sebesar USD 170,5 juta. Enggar juga menyampaikan, dalam transaksi TEI kali ini, sektor makanann olahan/proccess food dan perikanan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
"Meningkat untuk proccess food dan perikanan memang. Ini adalah hal yang cukup menggembirakan karena kita memang mengunggulkan sektor makanan. Apalagi yang bisa kita jual selain itu? Industri makanan dan minuman ini punya potensi dan daya sasing yang tinggi," katanya saat ditemui di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (9/11).
ADVERTISEMENT
Tercatat, pada penutupan penyelenggaraan TEI 2018 ini telah didatangi sebanyak 33.333 dari 132 negara. Pembeli potensial yang datang dari negara seperti Arab Saudi, Jepang, Inggris, hingga Mesir.
"Peningkatan ini juga tidak terlepas usaha diversifikasi produk ekspor mulai terlihat dari produk seperti kopi, minuman, makanan olahan, produk pertanian, dan CPO," tambah Enggar.
Untuk produk makanan dan minuman berhasil mencatat transaksi paling besar, yaitu sekitar USD 434,51 juta. Sedangkan posisi kedua ditempati produk kimia dengan nilai USD 143,36 juta, lalu disusul produk CPO sebesar USD 132,5 juta. Sektor perikanan tercatat sebesar USD 64,45 juta. Terakhir, untuk industri kertas tercatat transaksi sebesar USD 54,71 juta.
"Untuk misi pembelian kita berhasil mencatat sebesar USD 6,52 miliar dari 78 kesepakatan dagang dengan 29 negara. Sementara untuk business matching berhasil mencatat nilai sebesar USD 51,64 juta dengan 222 transaksi potensial dari 20 negara," tutup Enggar.
ADVERTISEMENT