Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 2022, Xendit , perusahaan rintisan atau startup fintech payment gateway, telah memproses lebih dari 200 juta transaksi pembayaran digital di Indonesia dengan nilai total volume transaksi mencapai lebih dari USD 20 juta atau sekitar Rp 306 triliun (kurs Rp 15.324 triliun per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Co Founder dan COO Xendit Group, Tessa Wijaya mengatakan jumlah transaksi itu melonjak 30 persen dibanding tahun 2021 lalu. Adapun jumlah merchants aktif yang sekarang dilayani Xendit Group mencapai 3.500 pelaku usaha, yang terdiri dari 70 persen merchant UKM dan 30 perusahaan perusahaan.
"Virtual Account jadi metode pembayaran paling populer. Dari 200 juta transaksi yang diproses oleh Xendit Group, mayoritas, 36 persen di antaranya adalah dengan transfer Virtual Account," kata Tessa saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/1).
Selain Virtual Account, penggunaan e-Wallet dan kartu kredit menempati peringkat kedua dan ketiga sebagai metode pembayaran terpopuler di antara merchant Xendit Group.
Sementara, metode pembayaran PayLater mencatatkan pertumbuhan 10 kali lipat. Tessa menjelaskan, penggunaan fasilitas pembayaran PayLater semakin diminati konsumen, terbukti dari volume pembayaran yang meningkat hingga 10 kali lipat, diikuti dengan kartu kredit yang melonjak 6 kali lipat, dan e-Wallet naik 5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Untuk sektornya, Xendit mencatat bahwa sektor wisata dan hiburan sudah bangkit signifikan pasca pandemi. Xendit Group mencatatkan bahwa sektor yang mengalami pertumbuhan transaksi paling tinggi di tahun 2022 adalah pariwisata (181,4 persen), hiburan seperti gaming dan tiket pertunjukan, tempat wisata (132,5 persen), dan restoran (68,4 persen).
"Sektor-sektor ini mengalami lonjakan transaksi di bulan November-Desember 2022, yang menunjukkan bahwa konsumen kembali membelanjakan uang untuk keperluan hiburan dan rekreasi pasca berakhirnya pandemi," kata Tessa.
Sementara dari indikator kuantitas, transaksi tertinggi berada di sektor bisnis jasa. Dari sekian banyak merchant Xendit Group, kata Tessa, data menunjukkan bahwa sektor yang mencatatkan frekuensi transaksi paling banyak adalah sektor jasa sebesar 96 juta transaksi, layanan finansial sebanyak 61,3 juta, dan produk digital 56 juta, yakni seperti voucher game, e-Book, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Data terakhir yang dirilis Xendit adalah penggunaan QRIS di mana trennya terus meningkat. Selama tahun 2022, Xendit Group memfasilitasi lebih dari 20 juta transaksi, dengan volume sejumlah USD 150 juta (sekitar Rp 2 triliun). Total volume transaksi ini meningkat 17,25 persen dari tahun sebelumnya.
“Kami melihat bahwa selama beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan volume pada pembayaran digital. Maka itu, kami berharap ke depannya akan semakin banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan peluang pertumbuhan digital agar sektor perekonomian bisa bangkit kembali,” kata Tessa.