Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pelabuhan di Indonesia sering dicitrakan dengan suasana semrawut dan banyak preman. Apalagi jika pelabuhan itu, terintegrasi dengan stasiun dan juga terminal. Citra itulah yang ingin dihapus PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), setidaknya di pelabuhan perlintasan Merak - Bakauheni dan Ketapang - Gilimanuk.
ADVERTISEMENT
Sejak dilantik menjadi Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi menggenjot program transformasi di BUMN penyeberangan dan angkutan kapal ferry itu. ASDP mulai dan terus menata kawasan pelabuhan penyeberangan agar aman dan nyaman bagi penumpang.
Di dalam area pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk dan Pelabuhan Merak - Bakauheni, tak ada lagi orang di luar petugas dan penumpang bisa secara bebas keluar masuk. Pembenahan pelabuhan tersebut menjadi prioritas, karena paling ramai dan menyumbang hampir 60 persen terhadap pendapatan ASDP.
"Perubahannya, ada daerah steril. Jadi enggak ada yang bisa berkeliaran enggak jelas di Pelabuhan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk. Enggak bisa keluyuran bebas tanpa tag (identitas)," kata Ira dalam wawancara dengan kumparan di program The CEO, di kantor redaksi kumparan, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).
Untuk Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk, proses pembelian dan pembayaran tiket penyeberangan dilakukan secara nontunai dengan layanan uang elektronik. Sementara di jalur Merak - Bakauheni, lama berlayar juga diperpendek dari 2 jam 30 menit menjadi 1 jam 20 menit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ASDP juga membangun kawasan terminal atau dermaga penyeberangan eksekutif di Pelabuhan Merak. Dermaga ini dibangun layaknya terminal di bandara dan fasilitasnya serupa mal. Selain itu, terminal dilengkapi fasilitas garbarata, serupa dengan akses penumpang dari terminal penumpang ke pesawat.
Fasilitas lainnya ialah toilet super bersih dan kapal khusus. Tarifnya memang berbeda dari dermaga reguler. Yakni dipatok Rp 50.000 untuk penumpang dewasa dan Rp 35.000 untuk penumpang anak-anak. Tapi dengan kualitas dan kenyamanan layanan, sejauh ini pengguna jasa tak keberatan membayar lebih.
"Di sana ada terminal yang berfungsi sebagai mal. Jadi destinasi wisata baru. Anak-anak (tarifnya) Rp 35.000, dewasa Rp 50.000" tambahnya.
ASDP juga fokus mengembangkan kawasan pariwisata hotel, kompleks marina, dermaga cruise di kawasan wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Tentunya, ASDP juga menyediakan kapal penumpang khusus wisata di ikon wisata Pulau Komodo tersebut. Setidaknya perseroan mengalokasikan investasi sekitar Rp 400 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kita di sana ada yang baru integrated commercial area. Biasanya tidur baru ke pulau atau tidur di hotel terapung. Nanti di sana ada beach club, ada brand cukup baik. Agustus akan di-launching," tuturnya.
Untuk mendukung ekspansi perusahaan di sektor angkutan penumpang, logistik, dan pariwisata, ASDP mengalokasikan investasi Rp 8,2 triliun untuk periode 5 tahun. Anggaran tersebut termasuk rencana membeli dan menambah 54 unit kapal ferry. Saat ini, ASDP baru mengoperasikan 150 unit kapal ferry berbagai ukuran.
"Mayoritas untuk beli kapal. Dalam 5 tahun akan procure (procurement/pembelian) 54 kapal. Tahun ini 11 kapal," tuturnya.
Terakhir, Ira juga membocorkan rencana ASDP Indonesia Ferry untuk melayani angkutan penyeberangan antarnegara. Ada 2 rute internasional yang dibidik ASDP untuk mendukung lalu lintas pariwisata ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita jajaki jalur internasional Dumai-Malaka, satu Maritaing NTT ke Dili," tutupnya.