Transformasi Banyuwangi: Dari Kota Santet Jadi Kota Internet

11 Agustus 2023 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi di Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (10/8). Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi di Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (10/8). Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyuwangi pernah dicitrakan sebagai Kota Santet. Itu tak lepas dari tragedi pembantaian dukun santet di Banyuwangi pada 1998. Kala itu, orang-orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam dieksekusi secara sadis. Hal itu pun menjadi salah satu pelanggaran HAM berat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Banyuwangi kini terus berupaya melepaskan diri dari citra masa lalu tersebut. Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, M Yanuar Bramuda, bahkan menyebut Banyuwangi kini sudah bertransformasi menjadi Kota Internet. Hal itu ia sampaikan dalam diskusi bersama Bakti BCA.
"Saya sudah 13 tahun menjadi kepala dinas pariwisata enggak pindah-pindah. Saya mengawal Banyuwangi dari nol. Mentransformasi Banyuwangi jadi suatu daerah yang tadinya dikenal dengan santet kini jadi kota wisata, kota internet," ujar Bramuda di Balai Desa Tamansari, Banyuwangi, Kamis (10/8).
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, M Yanuar Bramuda. Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan

Banyuwangi Kota Internet

Menurut Bramuda, seluruh desa di Banyuwangi yang jumlahnya mencapai 189 desa sudah bisa menikmati internet melalui kabel fiber optic. Fasilitas tersebut pun dimanfaatkan oleh warga setempat untuk berjualan secara online untuk meningkatkan taraf hidup.
ADVERTISEMENT
Bramuda lalu menceritakan tentang muasal konsep desa wisata maupun kota internet di Banyuwangi. Dahulu, kata dia, Banyuwangi tak mendapat manfaat dari Kawah Ijen lantaran kawasan itu milik Taman Nasional atau milik pemerintah pusat.
Api biru abadi Kawah Ijen. Foto: Yudha Dwi Purnama/Shutterstock
Pemerintah daerah setempat, kata dia, lalu berinovasi agar Banyuwangi bisa mendapat manfaat lebih banyak lagi dengan menggunakan dana alokasi desa. Semua lalu dilakukan secara bertahap dengan mengalami tantangan di sana-sini.
"Tantangannya adalah SDM. Maka ini juga memaksa desa untuk meng-upgrade perangkat desanya. Dulu tahun 2010 perangkat desanya sudah tua-tua enggak ngerti IT. Lalu saat pengangkatan perangkat baru mereka menyesuaikan. Kita lihat sekarang kan perangkat desanya muda-muda. Di Desa ini semuanya serba digital," ungkapnya.
Desa Wisata Tamansari sendiri merupakan salah satu desa binaan Bakti BCA. Menurut EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, perseroan memberikan bantuan sarana dan prasarana serta pembinaan berkelanjutan untuk mengoptimalkan potensi wisata di Desa Wisata Tamansari.
ADVERTISEMENT
"BCA mulai masuk ke Tamansari sekitar tahun 2014. Kemudian mulai melihat titik-titik potensial yang bisa dikembangkan. Apalagi wilayahnya tidak jauh dari wilayah Ijen. Ijen merupakan satu dari dua di dunia yang bisa menikmati blu fire," ungkapnya.
Hera F. Haryn, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA di SMAN 1 Wongsorejo, Banyuwangi, Rabu (9/8) Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan

Sekilas Desa Wisata Tamansari

Saat ini, Desa Wisata Tamansari memiliki sejumlah objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan, antara lain situs budaya Terakota Taman Gandrung yang berisikan 1.000 patung tembikar penari gandrung dan fasilitas amphitheater, Sendang Seruni yang merupakan wisata alam mata air jernih yang dikelilingi hutan dan tanaman bunga seruni, area hijau persawahan hingga hamparan hutan pinus.
Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
Tidak hanya itu, Desa Wisata Tamansari juga dapat menjadi persinggahan wisatawan sebelum berkunjung ke Kawah Ijen. Dari sisi fasilitas, Desa Wisata Tamansari telah dilengkapi dengan sejumlah homestay bersertifikat CHSE, kuliner khas Banyuwangi, hingga transportasi ATV, jeep, dan trooper. Dari sisi UMKM, Desa Wisata Tamansari juga memiliki produk kopi robusta dan beras merah organik yang khas.
ADVERTISEMENT
Desa Wisata Tamansari kini telah diganjar berbagai penghargaan dari tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Setidaknya sudah ada 15 penghargaan yang diraih Desa Wisata Tamansari, dengan yang terbaru adalah Penghargaan kategori Community Based Tourism ASEAN Tourism Forum 2023.
Wisata Alam Sendang Seruni, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Rizki Baiquni Pratama/kumparan
Selain penghargaan, pembinaan berkelanjutan untuk optimalisasi potensi wisata Desa Tamansari turut mendongkrak jumlah wisatawan. Pada tahun 2019, wisatawan Desa Wisata Tamansari mencapai lebih dari 107 ribu orang. Jumlah ini terus meningkat menjadi lebih dari 133 ribu wisatawan pada tahun 2022.
Meningkatnya kedatangan wisatawan ini berdampak bagi pertumbuhan ekonomi Desa Wisata Tamansari, baik dari aspek pariwisata maupun UMKM. Pada tahun 2022, pendapatan Desa Wisata Tamansari mencapai Rp 962,6 juta, atau meningkat sekitar 63 persen dibandingkan tahun 2019.
ADVERTISEMENT