Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Transformasi Pupuk Indonesia Jaga Ketahanan Pangan & Industri Kimia RI
25 November 2023 13:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah meniti langkah menjadi BUMN yang tidak hanya fokus pada ketersediaan pupuk untuk menjamin ketahanan pangan nasional, namun merambah kepada pengembangan industri kimia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan transformasi bisnis ini dilakukan untuk membuka potensi pundi-pundi pendapatan lain di luar pupuk. Berkaca pada perusahaan sejenis Pupuk Indonesia lain di dunia, umumnya 20 persen pendapatannya berasal dari produk kimia.
"Kita sedang bertransformasi, Insyaallah dari perusahaan yang pendapatannya lebih dari 90 persen itu dari fertilizer, kita akan bergeser sedikit menjadi chemical companies," ungkap Rahmad saat ditemui kumparan di kantor Kementerian BUMN, Rabu (27/9).
Adapun Pupuk Indonesia merupakan salah satu produsen pupuk terbesar di Asia. Saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 22 juta ton per tahun, terdiri dari 14 juta ton pupuk per tahun, dan 8,6 juta ton amoniak serta produk lainnya.
Rahmad menuturkan, transformasi besar-besaran ini diharapkan dapat memantapkan peran perusahaan menjadi semakin vital bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rahmad berkata, dengan upaya ekspansi bisnis tersebut, Pupuk Indonesia akan menjadi BUMN pertama yang berfokus di industri pupuk sekaligus kimia.
"Kalau kita lihat, tidak ada satu BUMN yang memang mempunyai fokus di chemical industry, maka Pupuk Indonesia menempatkan diri sebagai BUMN yang mempelopori industri chemical, tidak hanya petrochemical tapi chemical lain," tuturnya.
Salah satu langkah menuju impian tersebut baru saja dilakukan melalui produksi perdana Pabrik Katalis Merah Putih yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Jawa Barat.
Pabrik katalis pertama karya anak bangsa ini akan menjadi industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan green fuel, serta pengembangan energi baru dan terbarukan.
ADVERTISEMENT
Katalis sendiri berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan beragam bentuk dan ukuran. Katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi Amonia dan Asam Sulfat, di mana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk
Pabrik tersebut didesain memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun. Proses pembangunannya telah berlangsung selama 13 bulan dengan total yang dibutuhkan sekitar Rp 286 miliar.
Selain pabrik katalis, anak usaha Pupuk Indonesia yang bergerak di industri kimia yaitu PT Kalianusa di sektor minyak kelapa sawit, PT Petronika memproduksi Dioctyl Phthalate, PT MNK memproduksi Ammonium Nitrate, lalu PT Kaltim Amonium Nitrat, PT PIP memproduksi Hydrogen Peroxide, PT Sintas Kurama Perdana memproduksi Formic Acid, dan PT Sigmautama Paint di sektor cat dan pelapisan.
ADVERTISEMENT
Transformasi Bisnis untuk Siap IPO
Pasalnya, transformasi bisnis tentu membutuhkan sokongan dana yang besar. Rahmad mengakui salah satu opsi aksi korporasi yang akan ditempuh adalah melantai di bursa saham melalui Initial Public Offering (IPO).
"Nanti kita akan lihat kapan dan bagaimana IPO ini bisa men-support transformasi besar Pupuk Indonesia yang akan menjadi chemical company, dan insyaallah dengan begitu kita bisa menjadi global company," jelas Rahmad.
Kementerian BUMN pernah menggaungkan rencana IPO anak usaha Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kaltim (PKT). Meski begitu, hingga kini rencana tersebut belum kunjung terlaksana.
Rencananya, IPO PKT dilakukan di tahun 2023. Langkah itu dilakukan agar aksi korporasi yang sangat strategis tersebut bisa berjalan optimal, terutama untuk mendukung rencana pembangunan pabrik baru di Papua Barat dengan kapasitas produksi urea sebanyak 1,15 juta ton dan metanol 1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Rahmad menjelaskan, rencana IPO itu masih ada meskipun belum bisa dipastikan waktunya. Hal ini sejalan dengan restrukturisasi yang masih dilakukan perusahaan dan harus memperhatikan beberapa parameter.
"Pertama adalah kesiapan perusahaannya, ini adalah tugas manajemen maka kita tugaskan PKT untuk terus menjaga kinerjanya. Kedua ada faktor pasar, ini terus mengikuti timing-nya pas apa enggak, ini sedang kita evaluasi. Ketiga tentu aspirasi dari pemegang saham," jelasnya.
Meski demikian, Rahmad memastikan seluruh anak perusahaan Pupuk Indonesia didorong untuk siap IPO, baik itu secara kinerja maupun tata kelola yang baik atau Environmental Social Governance (ESG).
"Jadi yang penting kita jaga, internalnya kita siapkan, kapanpun nanti ditetapkan oleh pemerintah atau kita merasa pasar waktunya sudah tepat, kita bisa luncurkan. Jadi kita tidak mau set target lalu memaksakan diri," pungkas dia.
ADVERTISEMENT