Transjakarta Diminta Jangkau Jabodetabek Demi Kejar Target 4 Juta Penumpang

14 Januari 2024 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus listrik atau electric vehicle (EV) Transjakarta beroperasi di kawasan Blok M, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bus listrik atau electric vehicle (EV) Transjakarta beroperasi di kawasan Blok M, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah menargetkan jumlah penumpang bisa menembus 4 juta di tahun 2025 mendatang. Hal tersebut dinilai bisa tercapai dengan terus menambah armada dan layanan rute.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menuturkan untuk mencapai target itu, ada peluang mengembangkan wilayah layanan hingga Bodetabek.
"Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) tahun 2024 akan mengembangkan program pembelian layanan (buy the service) di Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bogor. Juga akan mengembangkan rute baru JRC ke 117 kawasan perumahan di Bodetabek," tuturnya melalui keterangan resmi, Minggu (14/1).
Menurut data dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) tahun 2023, lanjut Djoko, permukiman di Jabodetabek dibagi menjadi tiga klasifikasi berdasarkan rata-rata harga pada tiap perumahan.
Didapatkan 158 perumahan kelas atas, 268 perumahan kelas menengah, dan 1.584 perumahan Kelas Bawah, sehingga total sebanyak 2.010 perumahan, namun tidak sampai 5 persen kawasan perumahan itu mendapat fasilitas layanan angkutan umum.
ADVERTISEMENT
"Peluang besar bagi Transjakarta dapat ikut serta melayani sejumlah kawasan perumahan di Bodetabek," kata Djoko.
Berdasarkan data Transjakarta per November 2023, pelanggan Transjakarta saat ini terus meningkat. Rekor pelanggan tertinggi tahun ini dicapai saat HUT DKI tahun 2023, yaitu 1.101287 pelanggan per hari. Namun per 22 November 2023 sudah melampaui rekor tertinggi yaitu 1.171.541 pelanggan per hari.
Adapun layanan Transjakarta saat ini mencapai 408,95 km panjang koridor dan non koridor 2.326,3 km, dengan total 4.453 armada yang terdiri 167 articulated bus, 796 single bus, 293 maxi bus, 341 low entry bus, 120 medium bus, 2.710 bus kecil, 28 double decker bus, 52 low entry bus electric vehicle, 100 bus Royaltrans, dan 26 transjakarta cares.
ADVERTISEMENT
Layanan operasional Transjakarta saat ini dioperasikan oleh 20 operator yang terdistribusi kepada 6 operator bus besar, 3 operator bus sedang, dan 11 operator bus kecil.
Adapun layanan Transjakarta telah melayani 244 rute dengan 14 koridor utama dengan 8 tipe layanan, yaitu 51 rute BRT, 61 rute angkutan umum integrasi, 94 rute mikrotrans, 5 rute bis wisata, 1 layanan transjakarta cares, 13 rute Royaltrans, 10 rute Transjabodetabek, dan 19 rute ke kawasan rumah susun.
"Cakupan layanan Transjakarta sudah mencapai 82,3 persen luas wilayah Kota Jakarta. Artinya, ketika keluar tempat tinggal tidak sampai 500 meter sudah bisa memperoleh layanan Transjakarta dengan adanya halte pemberhentian dan pemberangkatan Transjakarta," jelas Djoko.
Di sisi lain, revitalisasi halte masih dalam proses sebagai upaya optimalisasi layanan Transjakarta. Dari rencana 45 halte, yang sudah bisa dioperasikan mencapai 36 halte.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Djoko menilai indikator keberhasilan performa layanan Transjakarta tidak dilihat hanya dari sudut pandang kilometer tempuh, namun melibatkan faktor yang lebih menyeluruh yaitu jumlah pelanggan dan efektivitas penggunaan dana subsidi (PSO).
Djoko menuturkan, angka subsidi per pelanggan selama pandemi COVID-19 tahun 2020-2021 mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat, namun berangsur menurun di akhir tahun 2022 hingga sekarang.
"Pada Bulan Oktober, angka subsidi/pelanggan sudah berada di level Rp 10.000 dan juga sudah berada di bawah angka estimasi subsidi/pelanggan (Rp 12.597) jika mengikuti kenaikan nilai UMP dan harga solar," pungkas Djoko.