Tren Nabung di Bawah Kasur, Bos LPS Pastikan Nabung di Bank Aman 100 Persen

29 Agustus 2023 17:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Foto: Sumber: Web Bank Universal BPR - www.universalbpr.co.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Foto: Sumber: Web Bank Universal BPR - www.universalbpr.co.id
ADVERTISEMENT
Kebiasaan masyarakat menabung di bawah kasur perlahan mulai berubah sejak Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) gencar membangun literasi di masyarakat. Berbagai upaya dilakukan LPS agar masyarakat melek terhadap literasi dan inklusi keuangan, khususnya perbankan.
ADVERTISEMENT
Sania (46) bercerita pernah terjebak fenomena menabung di bawah kasur. Kala itu, ia mengaku memiliki krisis kepercayaan terhadap perbankan di Indonesia.
“Awal-awal saya ke Jakarta bareng suami, kita nabungnya memang di bawah kasur. Karena waktu itu kita takut kalo taruh uang di bank uangnya bisa hilang atau bahkan habis karena kemakan biaya admin, Sania kepada kumparan, Senin (28/8).
Kegiatan menabung di bawah kasur tersebut berlangsung cukup lama, hingga ia menemani anak gadisnya mengambil uang di ATM BRI dan mendengar iklan LPS.
“Waktu masuk saya dengar ‘menabung enggak perlu khawatir lagi, aman ada LPS’. Musik sama liriknya muter terus di kepala saya,” ungkapnya.
Sejak saat itu, Sania mulai menaruh kepercayaan kepada perbankan, terlebih anaknya ikut mengedukasi bahwa menabung di bank tergolong aman, karena dijamin oleh LPS. Akhirnya, Sania memilih menyimpan pundi-pundi uangnya di salah satu Himbara (himpunan bank milik negara) BRI.
ADVERTISEMENT

Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Masih Rendah?

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengakui kepercayaan masyarakat menengah bawah ke perbankan sangat kecil karena kurangnya edukasi. Hal itu membuat fenomena menabung di bawah kasur masih berlanjut.
“Faktor trust terhadap bank biasanya karena mungkin mereka masih belum percaya sepenuhnya dengan tingkat keamanan bank, atau menganggap sama saja tingkat keamanannya antara menyimpan uang di bank dan di rumah,” kata Andy kepada kumparan, Senin (28/8).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami kenaikan menjadi 49,68 persen dan 85,10 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 76,19 persen dan 38,03 persen.
Bahkan untuk tingkat literasi keuangan di sektor perbankan pada tahun lalu naik menjadi 49,93 persen dari 2019 yang hanya sebesar 36,12 persen. Namun uniknya, tingkat literasi tersebut jauh lebih rendah dibanding tingkat inklusi keuangan yang mencapai 74,03 persen di 2022 dam 72,88 persen di 2019.
Dengan hasil tersebut, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menargetkan indeks literasi keuangan dapat meningkat menjadi 53 persen dan tingkat inklusi keuangan mencapai 88 persen di 2023.
ADVERTISEMENT

Upaya LPS untuk Tingkatkan Literasi dan Keuangan Perbankan

Purbaya menegaskan butuh strategi yang terintegrasi, intensif, dan kerja keras dari seluruh stakeholder untuk memberikan pemahaman mengenai produksi industri keuangan. Termasuk aspek pengelolaan risiko produk industri keuangan nasional, khususnya perbankan.
Salah satu yang dilakukan adalah, LPS senantiasa mendorong keterbukaan antara bank dan nasabah dalam penghimpun dana hingga pemasaran produk-produk perbankan.
“Bank harus menginformasikan kepada nasabah penyimpan mengenai produk-produk yang tidak dijaminkan LPS, dan risiko simpanan yang menerima hasil bunga melebihi tingkat bunga penjaminan LPS,” kata Purbaya belum lama ini.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan LPS jemput bola untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, tak terkecuali para pelajar. Dalam acara di Bumi Perkemahan Cibubur, Purbaya memberikan penjelasan mengenai peran dan fungsi LPS di depan para anggota pramuka, Minggu (20/8).
ADVERTISEMENT
Saat itu ia memastikan keamanan menabung di bank. Di mana, setiap simpanan masyarakat di bank dijamin oleh LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah dan per bank.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Purbaya bilang, hingga saat ini LPS memiliki dana Rp 210 triliun untuk menjamin simpanan di perbankan. Purbaya berseloroh dirinya cukup kaya untuk menjamin simpanan masyarakat Indonesia di perbankan.
"Jadi saya cukup kaya untuk menjamin tabungan anda semua," ungkap Purbaya sambil tertawa.
Adapun jenis simpanan masyarakat di bank yang dijamin oleh LPS berbentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito. Nilai simpanan yang dijamin adalah simpanan pokok ditambah bunga untuk bank konvensional. Sementara untuk bank syariah, nilai simpanan yang dijamin berupa akumulasi simpanan pokok ditambah bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut bisa jadi jaminan, jika sewaktu-waktu bank dinyatakan pailit atau terkena likuidasi. Adapun hingga 31 Juli 2023, LPS telah melikuidasi 1 Bank Umum, 105 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan 13 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dari seluruh total tersebut, LPS telah melakukan pembayaran klaim penjamin sebesar Rp 1,7 triliun kepada 271.240 nasabah.