Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Trimegah Bangun (NCKL) Bakal IPO, Bidik Pendapatan Naik 2 Kali Lipat di 2023
18 Maret 2023 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel akan melantai di Bursa pada April 2023. Entitas anak Harita Group itu menargetkan dana dari IPO yang diperoleh senilai USD 650 juta atau Rp 9,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Trimegah Bangun Persada, Suparsin Darmo Liwan, mengatakan kenaikan pendapatan akan naik dua kali lipat di 2023 seiring volume produksi nikel meningkat sekitar empat kali lipat pada pabrik teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
“Kalau kami menggambarkan dengan angka, minimal peningkatan dua kali lipat sudah pasti dari tahun 2022. Kembali lagi, semua itu harga-harga nikel di market karena sangat volatile,” ujar Suparsin dalam konferensi pers di Grand Hyatt Jakarta, Jumat (17/3) sore.
Menurut Suparsin, penjualan bisnis tambang nikel Trimegah Bangun Persada mengalami peningkatan. Selain memasok ke pabrik RKEF, perusahaan juga menjual nikel ke pabrik berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Trimegah Bangun Persada Roy Arman Arfandy berharap kapasitas produksi tambang nikel NCKL mencapai 60.000 ton pada bulan April-Mei 2023 dari 40.000 ton.
ADVERTISEMENT
“Pada tahun 2022, kapasitas output 25.000 ton nikel, dan tahun ini diharapkan naik 100.000 nikel ton. Ada peningkatan kapasitas produksi dari 25.000 menjadi 100.000 nikel ton dari 2022 ke 2023,” kata Roy.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan, pendapatan NCKL dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp 9,04 triliun selama periode Januari hingga November 2022 atau naik 17,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
NCKL juga mencatat pendapatan lain sebesar Rp 231,3 miliar, meningkat 255,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 65 miliar.
Roy enggan membeberkan pendapatan yang diraup sepanjang tahun 2022. Sebab, pendapatan Harita Nickel tergantung dari asumsi kurs rupiah dan harga nikel yang volatile.
“Kalau mengenai berapa rupiah yang kita dapat tahun ini saya belum bisa ngomong, karena tergantung volatilitas harga,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT