Trump Akan Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Jadi 50 Persen
31 Mei 2025 8:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
Trump Akan Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Jadi 50 Persen
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (30/5) mengumumkan penggandaan tarif baja dan aluminium secara global menjadi 50 persen.kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengumumkan kebijakan baru terkait tarif yang akan mengguncang perdagangan dunia. Trump mengumumkan penggandaan tarif baja dan aluminium secara global menjadi 50 persen pada Jumat (30/5).
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kampanye di Pennsylvania untuk mempromosikan 'kemitraan' antara Nippon Steel dari Jepang dan U.S. Steel, ia mengumumkan AS akan menggandakan tarif baja yang berlaku mulai pekan depan. Ia mengatakan kebijakan ini “akan semakin memperkuat industri baja di Amerika Serikat.”
Selanjutnya, melalui unggahan di Truth Social, ia juga mengumumkan bahwa tarif aluminium akan digandakan menjadi 50 persen pada hari Rabu.
Trump menyebut bahwa kesepakatan antara Nippon Steel dan U.S Steel yang senilai USD 14,9 miliar itu, seperti halnya kenaikan tarif, akan membantu mempertahankan lapangan kerja bagi pekerja baja di AS.
Ia kemudian menambahkan bahwa kenaikan tarif tersebut juga akan berlaku untuk produk aluminium dan mulai berlaku pada 4 Juni. “Industri baja dan aluminium kita bangkit kembali seperti belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Trump di Truth Social, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (31/5).
ADVERTISEMENT
Saham produsen baja Cleveland-Cliffs Inc melonjak 26 persen setelah pasar tutup, karena para investor memperkirakan tarif baru ini akan menguntungkan laba perusahaan.
Trump Sebut China Langgar Kesepakatan
Trump mengatakan China telah melanggar perjanjian dengan AS untuk bersama-sama menurunkan tarif dan pembatasan perdagangan terhadap mineral penting, serta menyampaikan ancaman terselubung baru untuk bersikap lebih keras terhadap Beijing.
“China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, telah sepenuhnya melanggar kesepakatannya dengan kita. Jadi, tidak ada gunanya lagi jadi si orang baik," kata Trump dalam unggahannya di platform Truth Social.
Meski China adalah produsen dan eksportir baja terbesar di dunia, hanya sedikit baja China yang masuk ke AS karena tarif 25 persen yang diberlakukan sejak 2018 telah menutup sebagian besar akses produk baja China ke pasar AS. China juga menduduki peringkat ketiga sebagai pemasok aluminium ke AS.
ADVERTISEMENT
Trump tidak merinci bagaimana China telah melanggar perjanjian yang dibuat di Jenewa, Swiss, atau langkah apa yang akan diambilnya terhadap Beijing.
Ketika ditanya kemudian pada Jumat (31/5) di Kantor Oval mengenai kesepakatan dengan China, Trump menjawab: “Saya yakin saya akan berbicara dengan Presiden Xi, dan semoga kami bisa menyelesaikannya.”
Namun, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa tampaknya China bergerak lambat dalam memenuhi janji untuk menerbitkan izin ekspor mineral tanah jarang.
“China menjalankan kepatuhannya dengan lamban, dan itu benar-benar tidak bisa diterima serta harus ditindaklanjuti,” kata Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer kepada CNBC, tanpa menjelaskan bagaimana langkah tersebut akan dilakukan.
Reuters juga melaporkan, para eksekutif industri otomotif global memperingatkan adanya kekurangan magnet tanah jarang dari China dan kekurangan ini dapat menyebabkan pabrik mobil terpaksa ditutup dalam hitungan pekan.
ADVERTISEMENT
Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan bahwa China terus berkomunikasi dengan pihak AS mengenai masalah perdagangan sejak perundingan di Jenewa, tetapi ia juga menyampaikan keprihatinan atas kebijakan kontrol ekspor AS.
“China sekali lagi mendesak AS untuk segera memperbaiki tindakannya yang keliru, menghentikan pembatasan diskriminatif terhadap China, dan bersama-sama menjaga konsensus yang telah dicapai dalam pertemuan tingkat tinggi di Jenewa,” ujar Liu.
Reuters sebelumnya juga melaporkan bahwa AS telah memerintahkan sejumlah besar perusahaan untuk menghentikan pengiriman barang ke China tanpa izin, serta mencabut beberapa izin ekspor yang sudah ada, menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pada hari Kamis (29/5), Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada Fox News Channel bahwa pembicaraan dagang AS-China “sedikit terhenti,” dan bahwa penyelesaian kesepakatan kemungkinan besar memerlukan keterlibatan langsung dari Trump dan Xi.
ADVERTISEMENT
‘Gencatan senjata’ sementara antara Washington dan Beijing tidak mengatasi alasan utama dari tarif Trump terhadap barang-barang China, yaitu keluhan lama AS terhadap model ekonomi China yang didominasi oleh negara dan berorientasi ekspor, sehingga persoalan-persoalan tersebut masih menjadi agenda pembicaraan selanjutnya.
“Saya pengecut? Wah, saya belum pernah dengar itu. Maksud Anda karena saya menurunkan tarif China dari 145 persen yang saya tetapkan, lalu ke 100 persen dan kemudian ke angka lain?” kata Trump, lalu menambahkan: “Itu namanya negosiasi,”
Tarif baja dan aluminium merupakan salah satu kebijakan awal yang diberlakukan Trump setelah ia kembali menjabat pada Januari. Tarif sebesar 25 persen atas sebagian besar impor baja dan aluminium ke AS mulai berlaku pada bulan Maret, dan ia sempat mengancam akan menetapkan tarif 50 persen terhadap baja Kanada, tetapi akhirnya membatalkannya.
ADVERTISEMENT
Di bawah otoritas keamanan nasional yang disebut Section 232, tarif impor ini mencakup logam mentah dan produk turunannya, seperti wastafel stainless steel, kompor gas, koil pendingin AC, tapal kuda, wajan aluminium, dan engsel pintu baja.
AS merupakan importir baja terbesar di dunia (di luar Uni Eropa), dengan total impor mencapai 26,2 juta ton pada tahun 2024, menurut Departemen Perdagangan. Akibatnya, tarif baru ini kemungkinan akan mendorong kenaikan harga baja secara keseluruhan, yang akan berdampak pada sektor industri maupun konsumen.
