Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Trump Bertemu China di Swiss, Beri Sinyal Kesepakatan Dagang
11 Mei 2025 18:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Pertemuan yang sangat baik hari ini dengan China, di Swiss. Banyak hal yang dibahas, banyak yang disepakati,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dikutip dari Reuters, Minggu (11/5).
“Kami ingin melihat, demi kebaikan China dan AS, adanya keterbukaan dari China terhadap bisnis Amerika. Kemajuan besar telah dicapai,” tambahnya, ia tidak merinci kemajuan yang dimaksud.
Sebelumnya, para pejabat tinggi dari AS dan China menyelesaikan hari pertama perundingan di Jenewa yang bertujuan untuk meredakan perang dagang yang mengancam perekonomian global. Menurut sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut, negosiasi dijadwalkan untuk dilanjutkan pada hari ini, Minggu (11/5) waktu setempat.
Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, bertemu sekitar 8 jam dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak kedua negara saling memberlakukan tarif lebih dari 100 persen.
ADVERTISEMENT
Tidak ada pernyataan dari kedua belah pihak mengenai substansi diskusi ataupun sinyal kemajuan spesifik dalam upaya pengurangan tarif yang mencekik setelah pertemuan di kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB
Bessent, Greer, dan He bertemu di Jenewa setelah berminggu-minggu ketegangan yang meningkat akibat kebijakan tarif agresif Trump sejak Februari, yang kemudian dibalas oleh Beijing. Perang tarif ini nyaris menghentikan perdagangan bilateral senilai hampir USD 600 miliar per tahun.
Sengketa dagang ini, ditambah keputusan Trump bulan lalu untuk mengenakan tarif terhadap puluhan negara lain, telah mengganggu rantai pasok, mengguncang pasar keuangan, dan menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global yang tajam.
Washington berusaha mengurangi defisit perdagangan barangnya dengan Beijing sebesar USD 295 miliar dan mendorong China meninggalkan model ekonomi yang disebut AS sebagai merkantilisme. AS juga ingin China berkontribusi lebih banyak terhadap konsumsi global, yang berarti harus melakukan reformasi domestik yang sensitif secara politik.
ADVERTISEMENT
Beijing menolak tekanan ini sebagai bentuk campur tangan asing. China menginginkan AS menurunkan tarif, memperjelas apa saja yang ingin dibeli dari China, serta memperlakukan Beijing sebagai mitra setara di panggung dunia.
Kantor berita resmi China, Xinhua, dalam komentarnya pada Sabtu (10/5) menyebut bahwa “penyalahgunaan tarif secara sembrono oleh Amerika Serikat” telah mengacaukan tatanan ekonomi global. Namun, mereka juga menyatakan bahwa negosiasi ini merupakan “langkah positif dan perlu untuk menyelesaikan perselisihan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.”
“Apakah jalan ke depan melalui negosiasi atau konfrontasi, satu hal yang jelas, tekad China untuk melindungi kepentingan pembangunannya tak tergoyahkan, dan posisinya dalam menjaga ketertiban ekonomi dan perdagangan global tetap teguh,” tulis Xinhua.
Kedua Pihak Berhati-hati
ADVERTISEMENT
Dengan tingginya tingkat ketidakpercayaan, kedua pihak berhati-hati agar tidak tampak lemah, dan para analis ekonomi memiliki ekspektasi rendah terhadap hasil terobosan.
Trump mengatakan pada Jumat (9/5) bahwa tarif sebesar 80 persen terhadap produk China “terasa tepat”, untuk pertama kalinya menyebutkan alternatif spesifik dari tarif 145 persen yang telah ia terapkan sebelumnya.
Trump menyatakan bahwa pembicaraan dimulai atas inisiatif China. Namun, Beijing mengatakan justru AS yang meminta pembicaraan, dan kebijakan China untuk menentang tarif AS tidak berubah.
China kemungkinan mengincar pengecualian tarif selama 90 hari seperti yang telah diberikan Washington kepada negara-negara lain selama masa negosiasi. Pengurangan tarif apa pun serta tindak lanjut perundingan akan dipandang positif oleh para investor.
Menteri Ekonomi Swiss Guy Parmelin bertemu dengan kedua delegasi di Jenewa pada Jumat (9/5) dan menyebut bahwa fakta pembicaraan bisa terlaksana sudah merupakan sebuah keberhasilan.
ADVERTISEMENT
“Jika bisa muncul peta jalan dan mereka sepakat untuk melanjutkan diskusi, maka ketegangan akan mereda,” ujarnya kepada wartawan, seraya menyebut pembicaraan bisa berlanjut hingga Minggu atau bahkan Senin.
Swiss membantu memfasilitasi pertemuan ini setelah kunjungan terbaru para politisi Swiss ke China dan Amerika Serikat.
He Lifeng juga dijadwalkan secara tentatif untuk bertemu Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, menurut juru bicara lembaga tersebut yang berbasis di Jenewa.
Ia menyambut baik pembicaraan ini sebagai “langkah positif dan konstruktif menuju de-eskalasi”, dan menyerukan dialog berkelanjutan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Sejak mulai menjabat pada Januari, Trump telah menaikkan tarif impor dari China menjadi 145 persen, dengan alasan praktik dagang yang tidak adil dan menuduh Beijing gagal menahan ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanil, opioid sintetis yang mematikan.
ADVERTISEMENT
China membalas dengan memberlakukan tarif balasan sebesar 125 persen dan menyatakan tidak akan tunduk kepada “kaum imperialis” dan penindas.