Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Trump Kembali Ancam Tarif 100 Persen ke BRICS yang Ingin Singkirkan Dolar AS
31 Januari 2025 10:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peringatan keras itu disampaikan Trump dalam unggahannya di Truth Social, Kamis (30/1). Sebelumnya, dia pernah mengancam hal yang sama pada November 2024 kepada BRICS, beberapa minggu setelah menenangkan Pilpres AS.
"Kami akan meminta komitmen dari negara-negara yang tampaknya bermusuhan ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS yang baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan Dolar AS yang perkasa atau mereka akan kena tarif 100 persen," katanya dikutip dari Reuters, Jumat (31/1).
Ancaman Trump ini dipicu oleh pernyataan Rusia yang sebelumnya menyebut setiap upaya AS untuk memaksa negara-negara untuk menggunakan dolar akan menjadi bumerang.
Selain Rusia, anggota BRICS lainnya adalah Brasil, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kemudian berkembang luas, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Terakhir Indonesia disetujui masuk.
BRICS hingga kini belum punya mata uang yang sama meski sudah ada diskusi lama soal rencana ini, terutama ketika negara-negara Barat yang dipimpin AS menjatuhkan banyak sanksi ke Rusia atas perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada kesempatan bagi BRICS untuk menggantikan Dolar AS dalam Perdagangan Internasional atau di mana pun di setiap negara yang mencoba untuk melakukannya akan dikenakan tarif tinggi dan selamat tinggal kepada Amerika," kata Trump.
Trump memposting ancamannya ke BRICS saat Kanada dan Meksiko menunggu keputusannya untuk menindaklanjuti pemberlakukan tarif 25 persen pada mitra dagang Amerika Serikat di Amerika Utara mulai 1 Februari. Dia ingin menggunakan tarif sebagai alat untuk membuat Meksiko dan Kanada membantu membendung aliran obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat, terutama fentanil opioid yang mematikan dan juga para migran yang menyeberang secara ilegal ke AS.