Trump Klaim AS Raup USD 2 Miliar per Hari dari Tarif Impor

9 April 2025 10:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Donald Trump menunjukkan dokumen yang telah ditanda tangani mengenai tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Donald Trump menunjukkan dokumen yang telah ditanda tangani mengenai tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Amerika memperoleh pemasukan sebesar USD 2 miliar per hari dari tarif impor.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih pada Selasa (8/4), tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sejak menjabat pada Januari, Trump telah memberlakukan berbagai tarif terhadap sejumlah negara.
Namun, data harian dari Departemen Keuangan AS yang mencatat arus masuk dan keluar dari akun utama pemerintah federal menunjukkan bahwa setoran dari “Bea Cukai dan Pajak Tertentu” rata-rata hanya sekitar USD 200 juta per hari sepanjang bulan ini.
Untuk keseluruhan bulan Februari, yaitu periode penuh terakhir yang tersedia, pendapatan dari bea masuk tercatat sekitar USD 7,25 miliar. Sementara itu, laporan anggaran bulanan yang akan memuat angka terbaru secara bulanan dijadwalkan akan dirilis pada Kamis (10/4).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kebijakan tarif impor resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu malam (3/4) mengejutkan banyak negara. Langkah ini tidak hanya menyasar negara-negara yang selama ini dianggap rival AS seperti China, tetapi juga menjangkau sekutu dekat, negara-negara maju, bahkan negara berkembang dan termiskin sekalipun.
Trump juga menegaskan negara-negara yang ingin bernegosiasi mengenai tarif harus datang dengan “banyak uang” ke Amerika Serikat. Ia menolak menurunkan tarif jika para pemimpin negara tersebut tidak membawa tawaran sesuai keinginannya.