Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Trump Minta Produksi Batu Bara AS Digenjot untuk Penuhi Permintaan Listrik
9 April 2025 13:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (9/4), perintah tersebut menjadi tindakan terbaru Trump yang bertentangan dengan upaya global untuk menurunkan emisi karbon.
Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara menghasilkan kurang dari 20 persen listrik AS, turun dari 50 persen pada tahun 2000, menurut Badan Informasi Energi, karena fracking dan teknik pengeboran lainnya telah meningkatkan produksi gas alam. Pertumbuhan tenaga surya dan angin juga telah memangkas penggunaan batu bara.
Di hadapan para pengusaha pertambangan batu bara di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (8/4) waktu setempat, Trump mengatakan pemerintah akan menghidupkan kembali industri batu bara yang sempat ditinggalkan.
Selain itu, Trump juga ingin meningkatkan jumlah pekerja tambang di AS. Dia mencatat jumlah penambang di AS turun dari 70.000 pada 10 tahun lalu, menjadi 40.000 saat ini.
ADVERTISEMENT
"Kami menghidupkan kembali industri yang ditinggalkan. Kami akan mempekerjakan kembali para penambang," kata Trump.
Trump, berkampanye dengan janji untuk meningkatkan produksi energi AS dan telah berupaya untuk mencabut regulasi energi dan lingkungan sejak menjabat pada 20 Januari.
Permintaan listrik AS meningkat untuk pertama kalinya dalam dua dekade karena pertumbuhan pusat data yang membutuhkan daya besar untuk kecerdasan buatan, kendaraan listrik, dan mata uang kripto.
Perintah tersebut mencakup upaya untuk menyelamatkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara yang kemungkinan akan ditutup, termasuk dengan membuka kewenangan dalam Undang-Undang Produksi Pertahanan 1950 untuk meningkatkan produksi batu bara.
Dia juga mengarahkan Menteri Energi Chris Wright untuk menentukan apakah batu bara yang digunakan dalam produksi baja merupakan mineral kritis. Klasifikasi tersebut biasanya diperuntukkan bagi mineral yang dibutuhkan untuk sistem pertahanan berteknologi tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, menambahkan batu bara metalurgi dalam klasifikasi tersebut dapat menjadi dasar penggunaan kekuatan darurat untuk meningkatkan produksi.
Pesanan lain Trump yakni meminta Jaksa Agung AS untuk mengidentifikasi undang-undang iklim negara bagian yang menjadi hambatan pengembangan sumber daya energi seperti batu bara, dan mencoba menghentikan penegakannya.
Setelah Trump menandatangani perintah tersebut, departemen Wright menyediakan pembiayaan sebesar USD 200 miliar untuk kantor program pinjamannya termasuk untuk teknologi batu bara baru. Di bawah presiden sebelumnya, pinjaman tersebut jarang digunakan untuk penangkapan karbon di pembangkit listrik tenaga batu bara.
Selain itu, perintah tersebut mengarahkan Menteri Dalam Negeri Doug Burgum untuk mengakui berakhirnya moratorium yang menghentikan penyewaan batu bara baru, yang memungkinkan perusahaan swasta untuk membeli hak untuk mengekstraksi batu bara, di lahan federal, dan memprioritaskan penyewaan.
ADVERTISEMENT
Gebrakan baru Trump itu membuat saham produsen batu bara AS Peabody (BTU.N), dan Core Natural Resources (CNR.N) masing-masing melonjak sekitar 9 persen.
Meski demikian, masih belum pasti berapa banyak permintaan untuk produksi batu bara AS yang lebih besar, dengan ratusan PLTU dalam negeri telah ditutup dekade ini karena bahan bakar yang lebih murah.
Kelebihan Pasokan Batu Bara
Harga batu bara berjangka Newcastle saat ini terpuruk. Pada penutupan perdagangan Selasa (8/4), harga batu bara berada di level USD 98 per ton. Hal ini disebabkan permintaan melemah dan pasokan yang melimpah.
Produsen utama China berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025, menyusul rekor produksi pada tahun 2024. Indonesia juga mencapai rekor 836 juta ton tahun lalu, melampaui targetnya sebesar 18 persen.
ADVERTISEMENT
Di sisi permintaan, impor batu bara global turun ke level kuartalan terendah dalam tiga tahun pada kuartal 1 2025, dengan China, India, Jepang, dan Korea Selatan memangkas pembelian lebih dari 10 persen karena meningkatnya produksi energi bersih. Sementara itu, AS memperkenalkan tarif yang agresif, termasuk tarif 34 persen untuk barang-barang China dan tarif 26 persen untuk barang-barang India.