Trump Serang Biden di Debat Capres: Dia Penyebab Inflasi AS Meroket

28 Juni 2024 9:42 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara saat ia berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan Presiden AS Joe Biden di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara saat ia berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan Presiden AS Joe Biden di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Donald Trump menyerang Joe Biden dalam debat capres perdana. Trump dengan tegas menyebut Biden penyebab inflasi Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir meroket.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilontarkan Trump saat mereka berdebat soal kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan Joe Biden menguntungkan warga kulit hitam Amerika.
"Dialah penyebab inflasi (AS)," kata Trump, Jumat (28/6).
Sebaliknya, Trump mengeklaim inflasi AS terjaga saat memerintah AS pada 2017-2020. Sementara saat Biden memimpin, kata dia, banyak sekali penyebab ekonomi AS di ujung tanduk.
Pertama, pandemi COVID-19 menyebabkan gangguan rantai pasokan besar-besaran yang menyebabkan harga komoditas dan ritel melonjak. Perang Rusia dengan Ukraina juga membuat harga energi melambung mulai dari BBM hingga gas.
Presiden AS Joe Biden berbicara saat berpartisipasi dalam debat presiden pertama pemilu 2024 dengan mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump di studio CNN di Atlanta, Georgia, Sabtu (28/6/2024). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
Di sisi lain, Bank Sentral AS, Federal Reserve, gagal mengatasi krisis ini. Suku bunga terus naik, inflasi meroket.
Inflasi di Amerika mencapai puncaknya pada Juni 2022, dengan indeks harga konsumen melonjak 9,1 persen dari tahun sebelumnya. Meski sekarang sudah turun ke angka 3,3 persen, tapi angka ini masih jauh lebih tinggi di bandingkan saat Trump menjabat di level 1,4 persen atau rata-rata 2 di bawah 2 persen.
ADVERTISEMENT