Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Trump Tunda Tarif Impor-Respons Pemerintah Jadi Alasan IHSG Menguat 5,5 Persen
10 April 2025 10:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau mengawali perdagangan Kamis (10/4). IHSG dibuka naik 331,058 poin (5,5 persen) ke 6.229.
ADVERTISEMENT
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, mengatakan penguatan ini karena Presiden AS Donald Trump menunda kebijakan tarif resiprokal ke sejumlah negara mitra selama 90 hari, salah satunya Indonesia.
Sedangkan, sentimen dari sisi domestik, pelaku pasar melihat industri padat karya akhirnya bisa 'bernapas' lega karena penundaan tarif ini.
"Kalau dari domestik ya tentu para pelaku pasar juga melihat ini kelihatannya industri padat karya kita juga untuk sementara bisa bernafas lega ya," kata Gunarto kepada kumparan, Kamis (10/4).
Menurut Gunarto, kalau pun RI kena tarif 32 persen, kenaikan aslinya hanya di angka 10 persen dan pelaku pasar terlihat cukup puas dengan langkah taktis dan strategis yang dilakukan oleh pemerintah RI merespons kebijakan Trump ini.
ADVERTISEMENT
Termasuk juga, kata Gunarto, kebijakan RI untuk mendorong impor dari AS yang dicanangkan meningkat, terutama impor yang berkaitan dengan barang-barang teknologi, alat eksplorasi migas, dan barang pertanian.
"Jadi ini ya pelaku pasar cukup puas lah dengan langkah ini kalau saya lihat sih. Selain itu juga data-data ekonomi kita juga tidak terlalu buruk ya performanya," lanjutnya.
Ekonom sekaligus Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut, penundaan tarif Trump selama 90 hari memberikan sinyal positif ke market secara global dan diharapkan memberi efek domino yang lebih luas di lingkup market pasar modal.
"Alhamdulillah kebijakan Trump dalam menunda implementasi tarif barunya ya, apalagi ditunda selama 90 hari," ucap Nafan Aji kepada kumparan, Kamis (10/4).
ADVERTISEMENT
Jika melihat sentimen dalam negeri, Nafan mengatakan masih berkaitan dengan momentum libur usai Lebaran 2025. Ini berdampak positif terhadap peningkatan daya beli masyarakat.
"Kemudian juga di sisi lain, terutama juga PMI Manufacturing Indonesia juga berhasil mengalami ekspansi selama 4 bulan berterut-turut ya," imbuhnya.