Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Tumbuhkan Aset Sambil Lawan Inflasi dengan Reksa Dana
22 Januari 2025 11:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDiperbarui 31 Januari 2025 10:48 WIB
Angka inflasi Indonesia pada November berada di level 1,55 persen year on year (yoy) dan menjadi yang terendah selama setahun terakhir. Meski begitu, secara historis, rata-rata inflasi tahunan selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 3-4 persen setiap tahun.
Inflasi menjadi tantangan utama bagi siapa saja yang sedang berusaha mengumpulkan aset. Kenaikan harga barang dan jasa ini bisa membuat nilai uang yang kita simpan jadi berkurang daya belinya.
Lantas, bagaimana cara mengoptimalkan dana simpanan supaya tidak tergerus oleh inflasi?
Salah satu caranya adalah dengan investasi , baik di sektor riil maupun pada instrumen keuangan seperti produk perbankan dan pasar modal. Salah satu instrumen pasar modal yang mencakup mayoritas instrumen keuangan dengan berbagai jenis tingkat risiko adalah reksa dana.
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup familiar dan cocok bagi semua kalangan. Sederhananya, reksa dana menjadi wadah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat, dan selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksa dana juga cocok untuk Anda yang baru mulai berinvestasi dengan modal kecil dan tidak punya banyak waktu. Sebab, dana kita akan dikelola oleh manajer investasi yang profesional.
Dana investasi kita pun tidak disimpan langsung oleh manajer investasi, melainkan disimpan di Bank Kustodian. Baik manajer investasi, bank kustodian, hingga bank distributor reksa dana telah berizin dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Jenis Reksa Dana Berdasarkan Kelas Aset
Berdasarkan jenis kelas aset yang mendasari atau underlying instrumen, reksa dana dapat dibagi menjadi empat kelas dengan tingkat risiko yang berbeda.
Tingkat risiko yang berbeda pada jenis reksa dana ini akan membantu kita untuk menentukan jenis reksa dana yang sesuai dengan risk appetite investor. Meski begitu, perlu diingat bahwa high risk high return dan low risk low return.
Semua investasi tidaklah terlepas dari risiko, termasuk reksa dana. Lantas, apa saja risiko investasi reksa dana?
1. Risiko berkurangnya NAB yang terjadi karena kondisi perekonomian atau politik yang mempengaruhi penurunan harga aset dalam portofolio reksa dana.
2. Risiko likuiditas, yang dapat terjadi saat manajer investasi tidak dapat memenuhi kewajibannya jika mayoritas investor reksa dana tersebut menjual unit kepemilikannya secara besar-besaran di saat bersamaan.
3. Risiko wanprestasi dapat terjadi jika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi.
Tenang, risiko ini dapat dimitigasi selama kita melakukan perencanaan dan manajemen investasi yang baik. Diversifikasi atau membagi investasi ke jenis aset yang berbeda dapat membantu meminimalisasi risiko.
Strategi ini berpegang pada prinsip bahwa setiap kelas aset memiliki kinerja yang berbeda pada suatu waktu yang sama. Meskipun sama-sama mengalami penurunan, namun besar penurunan akan berbeda, dibandingkan jika hanya berinvestasi pada satu jenis kelas aset atau instrumen saja.
Jadi, tertarik berinvestasi di reksa dana? Kamu bisa lakukan transaksi investasi lebih mudah jika melalui OCBC mobile. Untuk informasi lebih lanjut, klik tautan berikut ini .
*) Bebas biaya pembelian mengikuti ketentuan biaya sesuai dengan prospektus yang berlaku.