Tumpahan Minyak Pertamina di Karawang Sempat Sentuh 1.000 Barel/Hari

26 Agustus 2019 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina isolasi tumpahan minyak di sekitar anjungan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina isolasi tumpahan minyak di sekitar anjungan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) masih berupaya mengatasi masalah tumpahan minyak (oil spill) dan gelembung gas dari Sumur YYA-1 milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Head Incident Management Team (IMT) PHE ONWJ, Taufik Adityawarman, mengakui saat ini jumlah tumpahan minyak yang keluar belum berkurang secara maksimal. Bahkan pada 24 Agustus terdata ada 1.000 barel minyak yang tumpah.
"Sementara tadi terkait dengan tumpahan yang keluar dari perut bumi, yang bisa saya jawab kalau ada grafik tangkapan setiap hari. Nah ini lebih banyak sampai tanggal 24 itu bisa 1.000 barel per hari tanggal tersebut," tutur Taufik.
Adapun dari hasil tangkapan di offshore, rata-rata tumpahan minyak secara harian sampai 25 Agustus 2019 jumlahnya mencapai 600-700 barel per hari.
"Hasil tangkapan itu mungkin kita sudah lebih maksimum kita recover, cuma yang keluar dari sumur saya tidak bisa bilang terus berkurang karena ada reservoir di bawah. Tapi semaksimal mungkin kita recover," tambahnya.
Konferensi pers di Pertamina Hulu Energi, Jakarta Selatan, Senin (26/8). Foto: Moh Fajri/kumparan
Menurut Taufik, perusahaan terus berupaya untuk menekan jumlah tumpahan minyak dari sumur tersebut. Pertamina menargetkan sebelum 8 Oktober 2019, sumur sumber tumpahan minyak tersebut sudah bisa tertutup.
ADVERTISEMENT
"Saat ini ada beberapa rencana optimistik, realistik dan pesimistik. Kalau semua berjalan lancar sesuai rencana, sebelum 8 Oktober itu sumur insyaallah akan kita tutup. Mohon doa restunya saja," kata Taufik.
Untuk itu, Taufik mengatakan pihaknya terus mendeteksi sumur tempat tumpahan minyak itu lokasinya tepat di sebelah mana. Sebenarnya, kata dia, diperlukan minimal 19 kali keluar masuk untuk mendeteksi lokasi sumur.
"Saat ini kita alhamdulillah karena deteksi awal sudah bagus, sudah bisa menskip 2 dari 19 sehingga masih 17 kali. Mudah-mudahan Dengan akurasi deteksi kawan-kawan tim drilling ini bisa kita lakukan lebih cepat," ujar Taufik.