Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Tunda Tarif Impor 90 Hari, Trump Tetap Terapkan 10% ke 75 Negara termasuk RI
10 April 2025 6:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski menunda 3 bulan, tapi Trump tetap mengenakan tarif impor minimal yaitu 10 persen. Termasuk Indonesia yang sebelumnya kena 32 persen. Begitu juga dengan Vietnam yang dikenai 34 persen, menjadi 10 persen.
"Karena negara-negara itu tidak menyerang balik AS, Saya telah mengizinkan tarif ini ditunda selama 90 hari dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik (resiprokal) selama periode ini, menjadi 10 persen juga berlaku segera," katanya dikutip dari akun Trump di Truth Social, Kamis (10/4).
Selain karena tidak menyerang balik AS seperti yang dilakukan China, Trump menunda tarif impor karena banyak negara yang ingin menghubungi Perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan USTR (Perwakilan Dagang AS), untuk merundingkan solusi atas isu-isu yang sedang dibahas terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non-Moneter.
ADVERTISEMENT
Sementara ke China, Trump malah menaikkan tarifnya menjadi 125 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 104 persen (berasal dari tarif periode pertama 20 persen, periode kedua 34 persen, dan serangan balik pertama 50 persen karena China ogah Negosiasi). Saat Trump menaikkan tarif menjadi 104 persen, China langsung membalas dengan menaikkan tarif menjadi 84 persen. Di saat itu juga, Trump menaikkan jadi 125 persen ke Negeri Tirai Bambu itu.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan kepada Tiongkok oleh Amerika Serikat menjadi 125 persen, berlaku segera," jelasnya.
Trump berharap dengan ancaman dia ini, China segera sadar bahwa negara mereka telah curang dalam perdagangan global termasuk dengan AS yang defisit perdagangannya mencapai USD 1 triliun.
ADVERTISEMENT