Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah proses merger efektif, bank hasil merger bakal memiliki nama baru yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Adapun proses legal merger dijadwalkan dilakukan pada 1 Februari 2021.
Ketua PMO Merger Bank Syariah, Hery Gunardi, mengatakan proses tersebut hampir rampung. Saat ini pihaknya tinggal menunggu izin merger dari OJK yang diperkirakan akan keluar pada pekan ini.
"Yang ingin kami sampaikan ada beberapa hal yang kami tunggu. Pertama izin merger dari OJK, kalau bisa minggu ini," ujar Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1).
Selain izin merger, pihaknya juga masih harus melakukan pengesahan nama baru Bank Syariah Indonesia ke Kementerian Hukum dan HAM, termasuk penggunaan logo BSI dan proses lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hery, proses merger bank syariah BUMN telah dilakukan sejak Maret tahun lalu. Pihaknya optimistis proses ini akan rampung sesuai jadwal, yaitu pada awal Februari 2021.
"Proses lainnya tetap berjalan dengan baik. Semoga 1 Februari 2021 legal merger bisa dilakukan dan men-declare telah lahir Bank Syariah Indonesia. Tinggal hitungan hari, sangat dekat,” ujarnya.
Heru berharap lahirnya Bank Syariah Indonesia dapat berkontribusi menjadi penggerak ekonomi syariah di Indonesia. Apalagi potensi industri halal di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 4.800 triliun. Potensi ini disebut-sebut belum tergarap maksimal oleh perbankan syariah selama ini.
Di sisi lain, bank syariah telah membuktikan kinerjanya yang moncer dengan tetap tumbuh positif meski dalam masa pandemi. Menurut Hery kondisi ini memberikan optimisme baru untuk industri jasa keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, per Oktober 2020, aset perbankan syariah tumbuh sekitar 13,99 persen atau di atas rata-rata perbankan nasional. Selain itu, dana pihak ketiga juga tumbuh 13,84 persen serta pembiayaan juga naik 9,12 persen. Menurutnya fakta tersebut bisa menjadi angin segar bagi perbankan syariah ke depan.
"Kami yakin potensi market bisa digarap optimal. Hadirnya Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.