Turis China Gagal Melancong Akibat Virus Corona, Berapa Kerugian RI?

4 Februari 2020 19:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Turis Asal China Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Turis Asal China Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dampak merebaknya virus corona berpengaruh pada pariwisata Indonesia. Sebab, banyak wisatawan atau turis China yang kemudian gagal melancong ke Indonesia sebab minimnya penerbangan hingga situasi yang belum memungkinkan.
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama membenarkan hal itu. Dalam beberapa waktu ini, dirinya mengaku mendapatkan laporan atas imbas pariwisata dalam negeri terhadap kunjungan turis China.
Meski belum menghitung secara rinci, namun Wishnutama menuturkan, angka kerugian tersebut bisa menyentuh miliaran dolar Amerika Serikat (AS).
"Seperti kita ketahui wisatawan dari Tiongkok dalam masa setahun ada 2 juta. Kalau dihitung dari segi devisa karena ASPA-nya mereka USD 1.400 kan berarti hampir USD 4 billion dari China, Tiongkok saja," tegasnya.
Ilustrasi Turis China Foto: Shutter Stock
Wishnutama menyebut, estimasi kerugian pariwisata Indonesia akibat virus corona ini bisa saja kian melebar. Sebab dampaknya tak hanya berkaitan dengan berkurangnya turis China, namun juga berpengaruh pada psikologi wisatawan luar negeri lainnya untuk melancong.
ADVERTISEMENT
"Negara-negara lain pasti punya secara psikologis akan menundalah. Dan ini adalah masa-masa yang paling krusial, Februari, Maret, April. Kenapa? Ini masa-masa orang untuk melakukan booking untuk liburan summer, musim panas," kata dia.
Untuk bisa menutup lesunya pariwisata dalam negeri akibat virus corona itu, Wishnutama menekankan, bakal menggenjot pariwisata dalam negeri. Selain itu, berbagai promosi juga akan dilakukan agar Indonesia menarik bagi negara-negara yang tengah menunda bepergian ke China.
Misalnya saja, wisatawan dari Korea Selatan, Jepang, Australia, Malaysia, Singapura dan AS hingga Kanada.
"Ya pasti semua daerah (yang dipromosikan). Tapi terutama Bali yang paling siap. Kita harus mencari yang paling siap. Dan dari segi size, Bali yang paling siap. Tapi destinasi-destinasi lain pasti kita promosikan (juga)," ujarnya.
ADVERTISEMENT