Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Tutup B20 Summit, Jokowi Pamer Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kokoh
14 November 2022 17:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pandemi masih ada, ada perang, ada krisis pangan, ada krisis energi, ada krisis keuangan, tapi kita patut bersyukur. Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen, dan di kuartal III kita tumbuh lebih kuat, 5,72 persen," kata Jokowi dalam penutupan acara B20 Summit di Nusa Dua, Bali.
Indonesia juga mampu mengendalikan angka inflasi. Tercermin dari inflasi di September yang mencapai 5,9 persen usai pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kemudian di bulan Oktober, inflasi kembali turun ke level 5,7 persen.
"Inflasi bisa kita kelola," tegas dia.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang kokoh, kata Jokowi, Indonesia disebut sebagai salah satu titik terang di tengah suramnya ekonomi dunia oleh Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina.
ADVERTISEMENT
Di hadapan para pebisnis dunia, Jokowi juga mengajak mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Terutama di bidang energi dan teknologi karena sumber daya yang melimpah.
Nasib Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Global
Sebelumnya, Risiko resesi ekonomi global semakin nyata terlihat dari keputusan IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 menjadi 5,0 persen. Revisi ini merupakan ketiga kalinya terjadi, dari proyeksi edisi April sebesar 5,9 persen dan Juli sebesar 5,2 persen.
Untuk tahun ini, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen atau tidak berubah dari proyeksi sebelumnya. IMF tak menjelaskan secara spesifik alasan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski begitu, lembaga keuangan tersebut menganggap kebijakan fiskal dan moneter Indonesia dinilai masih cukup baik untuk merespons tantangan global, bahkan lebih baik dari China yang diprediksi pertumbuhan ekonominya hanya 2,8 persen pada periode tersebut.
ADVERTISEMENT
"Asumsi kebijakan moneter Indonesia sejalan dengan inflasi dalam target bank sentral dalam jangka menengah. Untuk fiskal, proyeksi IMF didasarkan pada kebijakan pajak yang moderat dan reformasi administrasi, beberapa realisasi belanja dan peningkatan bertahap belanja modal, sejalan dengan ruang fiskal," tulis laporan tersebut.
Sedangkan Bank Dunia masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini dan tahun depan. Ekonomi RI diprediksi tumbuh 5,1 persen di tahun ini, juga di tahun 2023.