Uang Kripto Hemat Energi Ini Melambung 59 Persen Usai Elon Musk Kecam Bitcoin

15 Mei 2021 13:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Bursa uang kripto rontok setelah Bos Tesla, Elon Musk bercuit di Twitter bahwa perusahaan mobil listrik tersebut tidak lagi menerima pembayaran via Bitcoin. Alasannya, Elon Musk menilai Bitcoin tidak ramah lingkungan sebab dalam proses penambangannya mata uang kripto tersebut boros listrik sehingga tinggi karbon.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah kejatuhan Bitcoin Cs, ada beberapa koin yang justru meraup banyak cuan. Ada tiga koin yang selamat dari zona merah bursa kripto yaitu Hedera Hashgraph (HBAR), Nano (NANO) and Energy Web Token (EWT). Ketiganya tetap melesat karena mengeklaim bahwa koin mereka lebih ramah lingkungan alias berlabel “green”.
Hedera Hashgraph adalah jaringan publik yang didesain lebih adil dan lebih efisien. Kehadiran HBAR merupakan angin segar pada generasi awal blockchain yang kini mulai resah dengan tantangan performa yang lambat dan tidak stabil.
HBAR diklaim hanya membutuhkan daya 0,0001 kWh dalam jaringannya, atau berbiaya sekitar USD 0,27. Berbeda jauh dengan Bitcoin yang butuh 885.179 kWh atau butuh biaya setara USD 47.000. Hal inilah yang disinyalir membuat harga HBAR, NANO dan EWT justru melesat naik hingga dua digit pada Kamis lalu. Investor pun berbondong-bondong memburu koin yang diklaim lebih ramah lingkungan karena hemat listrik tersebut. Per hari ini harga Hedera Hashgraph (HBAR to IDR) adalah Rp 4,642.42 dengan marketcap Rp 38,422.89 juta.
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
Berdasarkan pantauan di pasar uang kripto Indodax, harga HBAR pada 13 Mei 2021 dibuka di angka 3.641. Seusai Elon Musk mengecam Bitcoin, harga HBAR melambung tinggi 59 persen menjadi 5.800.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya HBAR, Chia Koin Juga Diklaim Ramah Lingkungan
Selain HBAR, Chia Coin (XCH) juga diklaim lebih ramah lingkungan karena hanya membutuhkan ruang penyimpanan (hard disk) yang lebih kecil pada komputer dan tidak boros listrik sehingga rendah karbon.
Lalu apa itu Chia?
Koin ini diciptakan oleh Chia Network pada tahun 2017 lalu. Jaringan Chia didirikan oleh Bram Cohen, sosok yang juga menemukan sistem berbagi dokumen (peer-to-peer) BitTorrent. Chia Network memang berfokus menciptakan uang kripto yang ramah lingkungan dalan proses penambangannya.
Perbedaan utama antara Chia dan kripto lainnya terletak pada metode “ruang dan waktu” yang dibutuhkan Chia dalam memverifikasi transaksi. Chia diklaim menggunakan ruang yang tidak terpakai pada hard drive komputer dan lebih hemat energi daripada Bitcoin. Ini artinya dalam proses penambangan, Chia bisa mengandalkan ruang penyimpanan komputer yang kosong.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: