UE Siapkan Tarif Balasan 25 Persen, tapi Buka Peluang Skema Tarif Nol ke Trump

8 April 2025 9:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Uni Eropa. Foto: REUTERS/Yves Herman
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Uni Eropa. Foto: REUTERS/Yves Herman
ADVERTISEMENT
Komisi Uni Eropa mengatakan pada Senin (7/4) bahwa mereka telah menawarkan kesepakatan tarif 'zero to zero' sejumlah barang untuk menghindari perang dagang dengan Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Sementara para menteri Uni Eropa sepakat untuk memprioritaskan negosiasi sambil tetap melanjutkan dengan tarif balasan sebesar 25 persen pada beberapa impor dari AS.
Blok beranggotakan 27 negara ini menghadapi tarif impor sebesar 25 persen untuk baja, aluminium, dan mobil, serta tarif lebih luas sebesar 20 persen mulai Rabu 9 April 2025 untuk hampir semua barang lainnya di bawah kebijakan Trump.
Trump menargetkan negara-negara yang menurutnya memberlakukan hambatan tinggi terhadap impor AS.
Mengutip Reuters, Komisi telah mengusulkan tarif balasan pertamanya pada Senin (7/4) malam sebesar 25 persen pada berbagai impor dari AS sebagai respons terhadap tarif baja dan aluminium Trump, bukan tarif yang lebih luas.
Namun, Uni Eropa memutuskan untuk memangkas daftar produk yang dikenai tarif balasan setelah mendapatkan tekanan dari negara-negara anggotanya.
ADVERTISEMENT
Produk seperti bourbon, wine, dan produk susu dikeluarkan dari daftar karena Trump mengancam akan mengenakan tarif balasan sebesar 200 persen terhadap minuman beralkohol asal Eropa.
Ilustrasi wine Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru. Foto: Shutter Stock
Prancis dan Italia, yang merupakan eksportir utama produk tersebut, sangat mengkhawatirkan dampaknya.
Sementara itu, Kepala Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, menyebut bahwa nilai total tarif balasan ini akan lebih rendah dari perkiraan awal, yakni 26 miliar euro atau sekitar USD 28,4 miliar.
Sebagian besar tarif akan mulai diterapkan pada 16 Mei, sementara sisanya akan berlaku mulai 1 Desember.
Para menteri yang mengawasi perdagangan bertemu di Luksemburg pada hari Senin untuk membahas respons Uni Eropa dan membicarakan hubungan dengan China. Banyak dari mereka menyatakan bahwa prioritas utama adalah memulai negosiasi untuk mencabut tarif Trump, bukan melawannya.
ADVERTISEMENT
Michał Baranowski, Wakil Menteri Ekonomi Polandia, mengatakan dalam konferensi pers setelah pertemuan bahwa rekan-rekannya di Uni Eropa tidak ingin “tergesa-gesa mengambil tindakan”.
Sefcovic mengatakan bahwa diskusi dengan Washington masih dalam tahap awal dan dia telah menawarkan tarif “nol-untuk-nol” untuk mobil dan produk industri lainnya, sambil mengungkapkan harapan agar diskusi bisa segera dimulai.
Namun, penasihat perdagangan utama Trump pada hari Senin menolak dorongan dari miliarder teknologi Elon Musk untuk menerapkan “tarif nol” antara AS dan Eropa, dengan menyebut CEO Tesla tersebut sebagai “perakit mobil” yang bergantung pada suku cadang dari negara lain.
“Sementara Uni Eropa tetap terbuka dan sangat menginginkan negosiasi, kami tidak akan menunggu tanpa batas waktu,” kata Sefcovic, seraya menambahkan bahwa blok tersebut akan melanjutkan langkah-langkah balasan dan upaya untuk menghindari banjir impor yang dialihkan.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa dijadwalkan meresmikan putaran pertama tindakan balasan dalam pekan ini. Pemungutan tarif akan dimulai pada 15 April, dan gelombang kedua dijadwalkan berlaku satu bulan setelahnya.
Penghapusan bourbon dari daftar barang yang dikenai tarif balasan Uni Eropa terhadap impor AS “akan menjadi kabar baik, dan kami berharap ini benar-benar terjadi,” kata Chris Swonger, CEO Dewan Minuman Keras Distilasi Amerika Serikat. “Ini akan menjadi langkah pertama menuju penghapusan tarif nol-untuk-nol antara sektor minuman keras AS dan Uni Eropa serta mengeluarkan produk minuman keras dari sengketa perdagangan yang lebih luas ini.”
UE Siap Balas AS dengan Beragam Langkah
Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Eropa di Brussels, Belgia. Foto: REUTERS/Yves Herman
Blok tersebut diperkirakan akan menyusun paket balasan yang lebih besar pada akhir April, sebagai tanggapan terhadap tarif mobil dan barang-barang lainnya dari AS.
ADVERTISEMENT
Sefcovic mengatakan bahwa Uni Eropa siap mempertimbangkan semua opsi balasan. Salah satunya adalah Anti-Coercion Instrument milik UE, yang memungkinkan blok tersebut untuk menargetkan sektor jasa AS atau membatasi akses perusahaan AS ke tender pengadaan publik di UE.
“Kami siap menggunakan semua alat untuk melindungi pasar tunggal (single market),” katanya, menggemakan pernyataan Menteri Perdagangan Prancis, Laurent Saint-Martin.
Dalam konflik tarif atas barang, Brussels memiliki ruang balasan yang lebih terbatas dibandingkan Washington, mengingat nilai impor barang Uni Eropa dari Amerika Serikat pada tahun 2024 hanya sebesar 334 miliar euro (USD 366,2 miliar), sedangkan ekspor barang dari Uni Eropa ke AS mencapai 532 miliar euro.
Beberapa negara UE, khususnya yang memiliki keterkaitan kuat dalam perdagangan dengan Amerika Serikat, menyerukan kehati-hatian. Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Harris, menggambarkan Anti-Coercion Instrument sebagai “opsi nuklir yang sesungguhnya.”
ADVERTISEMENT
Baranowski dari Polandia mengatakan bahwa negara-negara anggota UE bersedia menjaga semua opsi tetap terbuka, dengan menekankan prinsip proporsionalitas.
“Ada berbagai ide yang dibahas. Beberapa negara menyebut sektor jasa. Yang lain tidak. Ada juga yang menyebut jasa digital, sementara yang lain tidak,” katanya.
Menteri Ekonomi Jerman yang akan segera lengser, Robert Habeck, menyatakan bahwa Uni Eropa perlu menyadari kekuatannya, selama tetap menjaga persatuan di antara negara-negara anggotanya.
“Pasar saham sudah mulai runtuh dan kerusakannya bisa menjadi lebih besar lagi… Amerika sedang berada dalam posisi lemah,” katanya di Luksemburg.