UMKM Pengrajin Tas Khas Aceh Ini Raup Omzet Rp 400 Juta per Bulan

20 Juli 2018 15:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menggelar pameran kain dan kerajinan khas Indonesia. Dalam pameran ini, sebanyak 70 dari 500 UMKM binaan BI menyuguhkan hasil kerajinannnya. Salah satu booth yang memikat pengunjung adalah hasil kerajinan dari Lhokseumawe, Aceh.
ADVERTISEMENT
Tas dengan dominan warna hitam yang dihiasi corak motif khas Aceh berwarna-warni ini, menjadi daya tarik tersendiri. Mulai tas berbentuk segitiga, dompet berukuran sedang, hingga koper diolah sedemikian rupa dengan motif khas Aceh.
Menurut pengrajin tas Nailatul Amal, dengan usahanya tersebut ia dapat meraup omzet mencapai ratusan juta per bulan. Beberapa negara tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
“Sudah ekspor semua produk ini. Dulu itu cuma puluhan juta per bulan, sekarang omzetnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 400 juta," ucap dia saat disambangi kumparan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (20/7).
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Nailatul berkisah, sejak 2016 sudah menjadi UMKM binaan BI. Selama dua tahun tersebut, dirinya mendapat banyak pelatihan untuk meningkatkan kualitas produknya. Bahkan Nailatul juga berkesempatan bertemu dengan desainer agar produknya makin menarik. Selain itu, ia juga mendapat kesempatan untuk memperluas pangsa pasarnya.
ADVERTISEMENT
“Sering diajak ikut pameran. Ketemu banyak pembeli baru,” ujarnya.
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Namun meskipun kini produknya sudah mulai memasuki pangsa ekspor, Nailatul mengatakan, harga kerajinan tas yang ia jajakan masih sesuai dengan kantong pembeli.
"Tas yang segitiga Rp 50.000, kalau ukuran besar Rp 100.000. Dompet tangan Rp 150.000, kalau yang tas jinjing itu harganya Rp 350.000," jelasnya.
Selain itu, ada pula koper seharga Rp 450 ribu hingga Rp 1 juta bergantung ukuran dan jenis.
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Pameran dengan tajuk Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2018 ini digelar BI dengan menghadirkan produk dari UMKM binaan. Acaa ini bertujuan untuk memperkenalkan produk lokal UMKM dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Masyarakat pun dapat mengunjungi pameran KKI 2018 tanpa dipungut biaya mulai Jumat, 20 Juli hingga Minggu, 22 Juli 2018 di Hall A JCC Senayan.
ADVERTISEMENT